Suara.com - Ternyata menangis yang begitu dalam bisa berdampak buruk terhadap tubuh, salah satunya menyebabkan sakit kepala.
Lantas, sebenarnya apa sih yang terjadi pada tubuh ketika menangis? Direktur Divisi Sakit Kepala di NYU Langone Health, Lawrence Newman, M.D., mengatakan, ketika Anda sedih dan menangis, tubuh Anda melepaskan hormon stres, seperti kortisol.
Hormon stres inilah, kata Newman, yang memicu neurotransmiter (pembawa pesan kimia ke otak Anda) yang memicu reaksi fisik, seperti ketegangan di dahi Anda atau bahkan air mata yang mengalir di wajah Anda.
Salah satu neurotransmiter khususnya asetilkolin, bertanggung jawab atas kerja air Anda. Kandungan kimia ini membantu merangsang kelenjar lakrimal yang terletak tepat di bawah sudut bawah tulang alis Anda, yang kemudian menghasilkan air mata, menurut National Library of Medicine AS.
Ketika air mata mulai mengalir, saat itulah hidung Anda mulai membengkak, menyebabkan kemacetan di sinus Anda, kata Newman. Otot-otot di kepala dan leher juga mulai mengencang di sekitar waktu itu juga.
Pada dasarnya, ketika Anda mulai merasa emosional, tubuh juga mulai melakukan hal yang sama. Jadi, mengapa menangis menyebabkan sakit kepala yang berat?
Hubungan antara isakan dan sakit kepala sebenarnya agak kabur. Para ahli, tambah Newman, tidak 100 persen yakin mengapa keduanya berjalan bersamaan, tetapi ada beberapa teori kuat yang mengarah pada jenis rasa sakit apa yang Anda alami.
Kebanyakan orang berakhir dengan sakit kepala berat karena menangis. Namun jenisnya hanya membuat seluruh kepala tidak nyaman, tidak mengarah ke mual atau kepekaan cahaya (seperti migrain).
Mereka disebut sakit kepala karena suatu alasan, yakni ketegangan di tubuh Andalah yang menyebabkan rasa sakit di kepala. "Ketika Anda menangis, dahi Anda akan terasa kencang, juga leher dan belakang kepala," kata Newman dilansir womenshealthmag.
Seseorang yang mengalami tangisan yang panjang dan dalam akan memperpanjang penyempitan otot-otot ini, oleh karena itulah mereka akan merasakan sakit kepala.