Suara.com - Musim haji tahun ini bertepatan dengan musim atau suhu panas yang cukup ekstrem di Arab Saudi, sehingga jemaah haji harus waspada dengan kesehatan tubuhnya, termasuk kesehatan pernapasannya.
Suhu panas di Arab Saudi yang diprediksi dapat mencapai 53 derajat Celsius, berisiko menularkan penyakit, terutama yang disebabkan oleh virus dan bakteri dapat mudah menyerang apabila kondisi kesehatan jemaah kurang baik.
Data dari Kementerian Agama Indonesia menyebutkan kasus penyakit yang sering dialami jemaah adalah sakit saluran pernapasan, mulai dari radang tenggorokan hingga gejala batuk.
Ini dikarenakan udara panas, kering, berdebu, serta dehidrasi sehingga rentan berbagai gangguan pernapasan, termasuk Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
Baca Juga: Menguak Rahasia Gaya Busana Perempuan Kerajaan Inggris
"Setiap tahun banyak jemaah yang mengalami gangguan flu akut, kekambuhan asma hingga radang paru akibat daya tahan yang turun. Oleh karena itu disarankan menggunakan masker, terutama bila berada di luar ruangan," ungkap Dr. dr. Mukhtar Ikhsan, Sp.P(K), MARS, FIRS, Ketua Kelompok Kerja Kesehatan Haji, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dalam rilis Nexcare, Jumat (27/7/2018).
Lantas, upaya apalagi yang perlu dilakukan agar jemaah haji terhindar dari risiko kesehatan akibat suhu panas ekstrem di Arab Saudi?