Temuan Terkini: Wanita Lebih Mungkin Mati Saat Serangan Jantung

Kamis, 26 Juli 2018 | 20:00 WIB
Temuan Terkini: Wanita Lebih Mungkin Mati Saat Serangan Jantung
Perempuan terkena serangan jantung. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bagi para pekerja medis, serangan jantung merupakan salah satu masalah kesehatan yang sangat umum terjadi, bahkan di Australia saja, tercatat ada 22 orang yang meninggal akibat serangan jantung setiap hari, tapi yang mengejutkan, banyak dari mereka yang meninggal dunia adalah wanita.

Kesimpulan tersebut dimuat dalam jurnal medis Medical Journal of Australia. Dari sekitar 2898 pasien yang terdiri dari 2183 laki-laki dan 715 perempuan yang menderita serangan jantung ST-elevation myocardial infarction atau STEMI, mayoritas perempuan dianggap tidak mendapatkan perawatan yang sama seperti laki-laki bahkan tidak mendapatkan resep obat yang sesuai.

Padahal STEMI sendiri menyumbang sekitar 20 persen dari semua kejadian serangan jantung di seluruh dunia.

Kata para peneliti, hal tersebut bisa saja terjadi akibat adanya bias di institusi medis dan pekerja perawatan kesehatan yang menganggap perempuan tidak mungkin meninggal, karena serangan jantung.

"Apapun penyebabnya, perbedaan ini tidak dibenarkan. Kita perlu melakukan lebih banyak penelitian untuk menemukan jawaban mengapa perempuan yang menderita serangan jantung serius tidak mendapat layanan kesehatan sesuai dan segera mengidentifikasi cara untuk memperbaiki perbedaan dalam pengobatan dan hasil kesehatan ini," kata penulis senior studi tersebut, Profesor Clara Chow dari Universitas Sydney, Australia, dilansir news.com.au..

Studi ini sendiri merupakan hasil dari pengamatan dan catatan dari 41 rumah sakit di Australia pada periode Februari 2009 hingga Mei 2016.

Usia rata-rata perempuan yang menderita STEMI adalah 66,6 tahun sementara laki-laki adalah 60 tahun. Selain itu juga diketahuai lebih banyak perempuan dalam penelitian ini yang menderita hipertensi, diabetes, penyakit ginjal dan demensia.

"Meskipun kami telah lama mengetahui bahwa pasien berusia tua dan mereka yang memiliki komplikasi kurang menerima perawatan berbasis bukti, penelitian ini akan mendorong kami untuk tetap fokus kembali memberikan perhatian pada perempuan dengan STEMI," kata rekan penulis penelitian, Profesor David Brieger.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI