Suara.com - Memiliki bayi adalah salah satu keinginan banyak pasangan yang sudah menikah. Sayangnya, tak semua memiliki kesempatan ini dengan mudah. Beberapa di antaranya, bahkan harus melalui dengan beragam cara karena alasan tertentu. Salah satunya ialah Chelsea Judd.
Perempuan berusia 32 tahun ini menikah dengan Steve Judd sejak 2011 lalu. Selama tujuh tahun pula ia berjuang demi mendapatkan keturunan. Sayangnya, Chelsea harus menerima kenyataan, bahwa sel telurnya berkualitas rendah saat ia mencoba metode bayi tabung pertama mereka.
Pasangan yang berasal dari Santa Clara, Utah, Amerika Serikat (AS) ini lantas disarankan dokter untuk mencari seseorang yang bisa mendonorkan sel telurnya. Tetapi, persoalan tak semudah itu. Pasangan ini merasa tak nyaman jika menggunakan donor orang yang tidak mereka kenal.
"Ketika kami mencoba bayi tabung untuk pertama kalinya,para dokter mengatakan bahwa jumlah sel telur saya rendah dan kualitas yang saya miliki tidak begitu baik. Mereka menyarankan agar kita berpikir tentang donor sel telur atau adopsi. Itu sangat menghancurkan saya. Saya menangis selama berhari-hari," cerita Chelsea.
Baca Juga: Google Kini Bisa Perbaiki Tata Bahasa Pengguna Secara Otomatis
"Saya merasa tidak enak, karena selalu ingin merasakan pengalaman kehamilan dan memiliki sebuah keluarga bersama suami saya. Meskipun kami harus menggunakan donor sel telur, saya ingin jujur dengan anak kami, ingin memberi tahu dari mana mereka berasal," lanjutnya.
"Fakta bahwa donor sel telur anonim bukanlah hal yang membuat saya bahagia," tambah Chelsea.
Saat itulah sahabat terbaik Chelsea, Tia Stokes, datang untuk mewujudkan impian pasangan ini dengan menyumbangkan sel telurnya sendiri kepada Chelsea.
Tia mengatakan, sulit untuk menyaksikan perjuangan temannya yang sangat ingin menjadi seorang ibu sejak keduanya berteman di kelas menari pada 2012.
"Saya seorang ibu dan hati saya sangat hancur saat tahu Chelsea berjuang sangat keras untuk memiliki anak. Suatu hari, kami berlatih menari dan saudara perempuan saya berkata, "Kamu seharusnya mengambil salah satu sel telur Tia, sehingga kita bisa memiliki bayi cokelat cantik", mengingat kami orang Polinesia," ujar Tia mengisahkan.
Baca Juga: Malcom Berharap Bisa Bikin Fans Barcelona Bahagia
"Saya bercanda dan berkata, "Ya, saya akan memberi kamu beberapa sel telur saya". Namun sampai di rumah saya memikirkannya secara serius dan memandang hal ini bukan lelucon."