Suara.com - Penelitian menunjukkan bahwa 1 dari 5 ibu baru, menderita depresi berat atau kecemasan setelah mereka melahirkan. Beberapa penelitian juga mengungkap bahwa semakin banyak para ayah yang juga mengalami depresi pascamelahirkan. Bahkan, ini berdampak pada 10 persen ayah baru dan 25 persen lainnya selama tahun pertama kehidupan bayi mereka.
Anda juga harus tahu bahwa angka-angka ini berlipat ganda ketika masing-masing pasangan juga mengalami depresi pascamelahirkan. Sayangnya, kondisi ini tidak dibarengi dengan pemahaman terkait dengan depresi pascamelahirkan untuk para ayah. Apalagi, tidak ada kriteria diagnostik umum untuk paternal depresi pascamelahirkan untuk mereka.
Ya, definisi diagnostik yang paling banyak digunakan adalah definisi yang mengidentifikasi depresi pascamelahirkan pada ibu. Mengenai penyebabnya terjadi pada ayah pun, tidak ada jawaban tunggal yang pasti.
Biasanya, depresi pascamelahirkan dipicu pengalaman emosional, stres dan tidak nyaman ketika memiliki seorang bayi. Ini membuat tekanan pada peran ayah semakin meningkat, termasuk tanggung jawab keuangan, perubahan gaya hidup, sulitnya tidur dan peningkatan beban kerja di rumah yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kesejahteraan mental ayah baru untuk sebagian besar.
Baca Juga: Ayah Baru Juga Bisa Depresi Pascamelahirkan?
Lantas, gejala apa yang harus Anda sadari? Setiap ayah mengalami depresi pascamelahirkan secara berbeda. Kadang-kadang mungkin ada gejala umum di antara Anda dan pasangan yang sedang mengalami depresi pascamelahirkan.
Karenanya, Anda harus menyadari gejala tersebut dan mencoba menciptakan hubungan di mana Anda berdua saling membantu keluar dari perasaan-perasaan yang membuat perasaan tak nyaman. Berikut adalah beberapa gejala khas depresi pascamelahirkan.
1. Merasa sangat rendah atau putus asa tentang hidup.
2. Merasa lelah dan kadang-kadang bahkan mati rasa.
3. Merasa tidak cukup atau tidak mampu menjadi seseorang yang baik bagi bayi mereka.
4. Merasa bersalah karena tidak mencintai bayi itu.
5. Cukup mudah marah, membuat rasa bersalah menjadi lebih buruk.
6. Memiliki pemikiran irasional yang sering membuat penderitanya kehilangan nafsu makan atau merasa lapar sepanjang waktu, tetapi tidak bisa makan.
7. Tidur tidak teratur.
8. Menjadi bermusuhan atau tidak peduli pada pasangan atau bayi.
9. Kecemasan, sering memikirkan hal-hal yang biasanya tidak akan mengganggu.
10. Mengalami gejala fisik, seperti sakit kepala.
Sebagai seorang ayah baru, Anda tentu tak mau hal-hal seperti ini terjadi bukan? Karenanya, ada beberapa langkah yang harus dilakukan ketika merasa memiliki gejala-gejala yang mengacu pada depresi pascamelahirkan.
1. Terapi Bicara
Baca Juga: 10 Hal Aneh yang Dialami Tubuh Perempuan Pascamelahirkan
Bagi banyak ayah yang mengalami depresi pascamelahirkan, terapi bicara bisa bekerja dengan sangat baik. Terkadang Anda hanya harus mengeluarkan beban dari dada atau mungkin menangis di tempat yang aman. Ini semua adalah apa yang Anda butuhkan untuk mendapatkan perspektif yang lebih baru terhadap kehidupan.
2. Buat Resolusi
Ingat bagaimana Anda terbiasa membuat resolusi di awal tahun untuk memulai hal-hal yang baru? Sekarang, lakukan ini untuk merawat tubuh Anda lebih baik.
Bayangkan kelahiran anak Anda sebagai awal baru dan ciptakan peluang sempurna untuk merawat diri Anda sendiri. Makan lebih baik, jalan-jalan, lakukan yoga, menghibur diri bersama teman-teman dan mencintai diri sendiri.
3. Mengobati
Ini tidak berarti Anda harus mengobati diri sendiri. Konsultasikan ini ke dokter.
Jangan mengobati depresi Anda dengan alkohol atau obat-obatan. Anda memerlukan obat-obatan yang sebenarnya, yang diresepkan oleh seorang ahli yang dapat diajak bicara secara terbuka. [Boldsky]