Bila Kolagen Ditanamkan ke Serat Kain

Minggu, 15 Juli 2018 | 21:00 WIB
Bila Kolagen Ditanamkan ke Serat Kain
Ilustrasi kolagen 3D [Shutterstock].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kolagen adalah salah satu kata paling dikenal dalam industri kecantikan dan perawatan kulit. Inilah yang mendorong perusahaan garmen untuk memberikan nama ini bagi koleksi busana terbarunya. 

Buki, sebuah merek pakaian olahraga baru saja melansir rangkaian model terbaru yang bisa dikenakan sehari-hari tanpa memandang musim. Uniknya, koleksi bertema kolagen ini memang dibuat dengan kapsul-kapsul mengandung kolagen yang menempel di serat kain.

Bahkan, koleksi ini juga memiliki perlindungan ultraviolet (UPF) 50 untuk melindungi pengguna dari efek sinar matahari, dengan harga berkisar Rp 1.300.000 untuk sarung bantal sampai Rp 2.500.000 bagi hoodie atau pelindung kepala.

Meski sangat menarik, namun banyak orang bertanya-tanya. Benarkah busana yang kita kenakan, benar-benar memberikan manfaat seperti diklaim oleh Buki?

Baca Juga: Mau Punya Gigi Putih? Kenali Dulu Beda Veneer dan Whitening

Nah, berikut penjelasan dari dokter kulit untuk hal ini.

"Kolagen adalah protein yang paling melimpah dalam tubuh dan memberikan perancah untuk sebagian besar hal dalam tubuh kita," kata Dr Angela Lamb, direktur Praktek Dermatologi Fakultas Westside Mount Sinai di New York, Amerika Serikat, kepada HuffPost.

Kolagen bisa ditemukan di otot, tulang, pembuluh darah, kulit dan tendon, dan itulah yang membuat kulit kita lentur juga kencang, menurut situs web Dr. Axe.

Ada banyak krim dan serum berbasis kolagen yang menjanjikan untuk memperbaiki garis-garis halus dan menjaga kulit tampak kenyal dan lentur.

Namun, ada beberapa perdebatan terkait keampuhan menerapkan kolagen secara topikal, karena molekul kolagen cukup besar dan tidak dapat menembus kulit sangat dalam, menurut Into the Gloss.

Baca Juga: Usai Tahan Anggota DPR, KPK Geledah Rumah Direktur PLN

Dokter kulit yang berbasis di New York, Amy Wechsler, juga mengatakan ada banyak serum dan krim di pasar yang mengatakan produk mereka bermanfaat, tetapi nyatanya hanya teknik pemasaran belaka.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI