Menyusui Saat Hamil, Apa Saja yang Harus Dipahami?

Minggu, 15 Juli 2018 | 18:53 WIB
Menyusui Saat Hamil, Apa Saja yang Harus Dipahami?
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Pemberian ASI dan pelepasan oksitosin dapat menyebabkan kontraksi uterus. Tetapi kontraksi ini bukan merupakan faktor risiko untuk menyebabkan keguguran atau persalinan prematur.

Tetapi jika dokter menganggap kehamilan Anda berisiko tinggi atau ada kemungkinan akan melahirkan sebelum waktunya, mungkin lebih bijaksana untuk menyapih bayi Anda dari ASI.

Apakah hormon kehamilan mempengaruhi ASI?

Anda tidak perlu khawatir tentang hormon-hormon kehamilan yang menular ke bayi melalui ASI dan bisa merusak kualitas ASI itu sendiri. Sebab, hanya sedikit hormon kehamilan yang ditransfer melalui ASI. Itu tidak cukup untuk membahayakan bayi yang diberi ASI.

Baca Juga: Biarkan Anak Sering Telanjang Kaki! Ini Alasannya

Bisakah Anda tetap menyusui balita saat hamil? Menyusui balita bisa sangat melelahkan. Tetapi pada akhirnya, ini adalah pilihan Anda untuk menyusui atau tidak. Yang perlu dicatat, Anda mungkin juga merasakan ketidaknyamanan fisik seperti merasa gelisah saat memberi ASI pada balita. Tapi jika Anda bisa menghadapinya, mungkin itu adalah pilihan tepat.

Apakah bayi akan memiliki cukup ASI saat Anda menyusui di waktu hamil?

Terlihat bahwa selama bulan keempat atau kelima kehamilan, jumlah ASI yang diproduksi oleh ibu hamil menurun. Rasa susu juga berubah. Kemungkinan bayi atau balita Anda akan merasakan hal yang berbeda dan menolak pemberian ASI tersebut.

Anda mungkin merasa sedih bahwa hubungan menyusui dengan anak yang lebih tua telah selesai. Tetapi pahamilah bahwa anak Anda telah memutuskan bahwa masa menyusuinya telah berakhir. Anda juga harus menghormati keputusan itu. Anda akan segera memiliki anak lain untuk Anda susui.

Apa saja hal yang membuat Anda mau tak mau harus berhenti menyusui bayi Anda saat hamil?

Baca Juga: Orang Gemuk Tak Selalu Gampang Sakit, Ini Bukti Ilmiahnya

1. Jika Anda didiagnosis dengan kehamilan berisiko tinggi.
2. Jika Anda memiliki peluang untuk melahirkan lebih awal.
3. Jika Anda mengalami pendarahan vagina.
4. Jika Anda pernah mengalami keluhan nyeri uterus.
5. Jika Anda diminta untuk tidak melakukan seks.
6. Jika Anda memiliki kehamilan kembar

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI