Untuk itu, Budi mengimbau agar orangtua, lingkungan, dan sekolah perlu memahami pentingnya pendidikan seksual serta memberi kegiatan yang mampu mewadahi kreatifitas anak-anak. Dengan begitu, diharapkan anak akan disibukkan dengan kegiatan bermanfaat dan memiliki pola pikir serta perilaku yang lebih visioner.
Dampak Perkawinan Anak terhadap Ekonomi Dunia
Menurut data UNICEF, ada 41 ribu anak di dunia yang dipaksa menikah pada usia sangat belia. Bahkan, jika tidak diantisipasi, akan ada 150 juta anak perempuan yang menjadi pengantin anak pada usia 2030 mendatang.
Lewat data State of The World's Children UNICEF tahun 2016 juga diketahui bahwa Indonesia menduduki peringkat ketujuh dalam kasus perkawinan anak di dunia.
Sementara, menurut data Badan Pusat Statistik pada 2016, ada sekitar 375 kasus perkawinan anak setiap hari di Indonesia.
Baca Juga: Jadwal Pertandingan 16 Besar Piala Dunia 2018, Minggu 1 Juli
"Bank Dunia mengestimasi bahwa kasus perkawinan anak sampai 2030 akan memiliki kerugian ekonomi hingga 4 Triliun USD. Di Indonesia sendiri, ancaman ekonomi sampai 1 persen PDB pertahun," kata Chief Executive Officer Plan International, Anne-Birgitte Albrectsen.
Budi Kurniawan secara lantang menyinggung mengenai korelasi perkawinan anak dengan bonus demografi yang akan dialami Indonesia pada 2030 mendatang.
Kata Budi, bonus demografi hanya akan menjadi dilema jika anak-anak yang lahir datang dari generasi yang lemah. "Ada istilah kemajuan yang tertunda. Mereka lahir dari keluarga kurang mampu, menciptakan lingkaran setan kemiskinan, dan menambah masalah," kata Budi.