Suara.com - Studi terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal The Lancet, dalam rentang penelitian 1990 hingga 2016, menemukan harapan hidup masyarakat Indonesia yang lebih tinggi pada 2016. Pemimpin studi, Dr dr Nafsiah Mboi, mengatakan bahwa usia harapan hidup orang Indonesia tahun 2016 mencapai 71,7 tahun, lebih lama dibandingkan dengan usia harapan hidup yang hanya 63,6 tahun pada tahun 1990.
Dari sisi gender, perempuan Indonesia, kata perempuan yang juga pernah menjabat sebagai Menteri Kesehatan ini, hidup sedikit lebih lama dibandingkan para lelaki. Peningkatan usia harapan hidup ini sebagian besar disebabkan karena keberhasilan Indonesia menanggulangi penyakit menular, penyakit terkait kehamilan, neonatal, dan penyakit-penyakit terkait gizi.
Pada 1990, penyakit diare, infeksi saluran nafas bawah (LRI), dan tuberkulosa (TBC) masih merupakan tiga penyakit penyebab utama kematian dan disabilitas. Lebih dari 25 tahun kemudian, TBC menduduki peringkat ke-4, diare ada di peringkat 10, dan infeksi saluran nafas bawah tidak lagi berada dalam sepuluh besar penyebab kematian dan disabilitas.
"Namun penyakit-penyakit itu masih merupakan masalah kesehatan yang besar," ungkap Dr. Nafsiah pada temu media di Jakarta, Jumat (29/6/2018).
Baca Juga: Pensiun Dini Bikin Harapan Hidup Lebih Panjang?
Studi yang dilakukan peneliti dari IHME dan Indonesia, termasuk antara lain Badan Litbang Kementerian Kesehatan, BAPPENAS, Biro Pusat Statistik, Eijkman Oxford Institute, Universitas Indonesia dan BPJS Kesehatan ini merupakan bagian dari Studi Global “Burden of Disease” (GBD) atau Beban Penyakit Global, .
Untuk mendapat temuan ini Dr. Nafsiah dan tim peneliti menganalisis penyebab kematian dari 333 penyakit di Indonesia dan tujuh negara pembanding antara lain Turki, Thailand, Malaysia, Brazil, Vietnam, Filipina, India.
Meski usia harapan hidup masyarakat Indonesia meningkat, dr Nafsiah mengatakan pada saat yang bersamaan, beban karena penyakit tidak menular meningkat secara drastis.
Penyakit jantung dan diabetes telah meningkat dengan cepat selama 25 tahun lebih. Menurut dia, peningkatan ini didorong oleh pola makan yang tidak sehat, tekanan darah tinggi, kadar gula darah yang tinggi, dan kebiasaan merokok yang banyak dilakukan masyarakat Indonesia.
"Diabetes juga menunjukkan peningkatan yang mencemaskan. Kematian dan disabilitas yang disebabkan oleh diabetes meningkat sebesar 38.5 persen sejak 2006, dan kemungkinan besar semakin menambah beban masyarakat dan sistem Kesehatan di masa mendatang," tambah dia.
Baca Juga: Angka Harapan Hidup Tertinggi di Indonesia ada di Yogyakarta
Dengan temuan studi ini, Nafsiah berharap dapat membantu pemerintah dalam menyusun kebijakan dan investasi bidang kesehatan. Ia pun menyarankan para pemangku kepentintan untuk lebih berinvestasi pada promosi faktor risiko ke masyarakat sebagai langkah pencegahan penyakit.