Suara.com - Baru-baru ini, beredar foto Pangeran George yang sedang bermain bersama Princess Charlotte dan The Duchess of Cambridge. Yang menarik, dalam foto tersebut terlihat pangeran berusia empat tahun itu sedang memegang mainan berupa pistol-pistolan, pisau, dan borgol.
Sontak gambar tersebut memicu perdebatan di antara warga Twitter di Inggris. Banyak di antara mereka menyebut keputusan Pangeran William dan Kate yang membiarkan Pangeran George bermain dengan pistol mainan sebagai sikap yang 'mengecewakan'.
"Sungguh sedih melihat George bermain dengan pistol-pistolan ketika seluruh negara memiliki situasi kejahatan dengan senjata/pisau," tulis salah satu warganet.
“Lebih baik jika dia bermain dengan mobil mainan atau sepak bola.”
Baca Juga: Isu Palestina Jadi Prioritas Indonesia di Dewan Keamanan PBB
“Seharusnya anak-anak di zaman sekarang ini tidak melihat senjata dalam bentuk apapun sebagai sesuatu yang menyenangkan.”
Meski begitu, ada juga pengguna Twitter lainnya yang membela Pangeran George dengan menyatakan bahwa itu hanyalah "mainan anak-anak".
Seseorang menulis, ”Saya tidak percaya orang-orang meributkan tentang Pangeran George yang bermain dengan pistol mainan dan borgol!"
“Dia mungkin hanya bermain polisi-polisian! Kenapa orang-orang menjadi sangat drama?"
Pertanyaannya sekarang adalah, apakah sebaiknya kita sebagai orangtua membiarkan anak-anak bermain dengan pistol-pistolan?
Baca Juga: Jokowi: Indonesia Masuk DK PBB Tidak Hamburkan Uang
Menurut beberapa ahli, bermain pistol-pistolan merupaan saah satu jenis permainan kreatif, dan ini bahkan terbukti dapat membantu perkembangan anak.
“Saya mengerti mengapa bermain pistol-pistolan membuat khawatir para orangtua, namun penelitian menunjukkan bahwa setiap sikap agresif yang ditunjukkan saat terlibat dalam 'permainan perang-perangan' tidak akan terbawa ke dalam kehidupan nyata. Faktanya, anak-anak yang bermain dengan senjata mainan tidak akan menjadi lebih kejam daripada mereka yang tidak main pistol-pistolan,” kata Sarah Ockwell-Smith, ahli pengasuhan anak dan penulis The Gentle Discipline Book kepada The Independent.
“Bermain pura-pura atau role play adalah cara penting bagi anak-anak untuk memahami dunia," kata Sarah. Bahkan meski orangtua tidak memberi anak-anak mereka mainan pistol-pistolan, sangat mungkin anak-anak akan menggunakan benda lain, misalnya tongkat.
"Untuk alasan ini, dikombinasikan dengan bukti yang ada, saya tidak melihat adanya masalah dengan membiarkan anak-anak bermain dengan pistol-pistolan,” katanya.
Yang perlu ditekankan, bahwa pistol mainan mungkin tidak akan berdampak langsung menjadikan anak bersikap agresif, karena fatanya mereka bisa menjadikan mainan apapun sebagai 'senjata', mulai dari tongkat, blok lego, sendok kayu dan banyak lagi.
“Senjata saat ini adalah aspek yang sangat nyata dari dunia yang kita tinggali, baik di dunia militer, game online, film, atau olahraga. Sehingga tak ada salahnya menjadikan mainan senjata sebagai bagian dari eksplorasi anak-anak," kata Bea Marshall, seorang ahli parenting.
Senjata hanya menjadi 'buruk' saat orang dewasa menggunakannya secara 'serius'.