“Saya mengerti mengapa bermain pistol-pistolan membuat khawatir para orangtua, namun penelitian menunjukkan bahwa setiap sikap agresif yang ditunjukkan saat terlibat dalam 'permainan perang-perangan' tidak akan terbawa ke dalam kehidupan nyata. Faktanya, anak-anak yang bermain dengan senjata mainan tidak akan menjadi lebih kejam daripada mereka yang tidak main pistol-pistolan,” kata Sarah Ockwell-Smith, ahli pengasuhan anak dan penulis The Gentle Discipline Book kepada The Independent.
“Bermain pura-pura atau role play adalah cara penting bagi anak-anak untuk memahami dunia," kata Sarah. Bahkan meski orangtua tidak memberi anak-anak mereka mainan pistol-pistolan, sangat mungkin anak-anak akan menggunakan benda lain, misalnya tongkat.
"Untuk alasan ini, dikombinasikan dengan bukti yang ada, saya tidak melihat adanya masalah dengan membiarkan anak-anak bermain dengan pistol-pistolan,” katanya.
Yang perlu ditekankan, bahwa pistol mainan mungkin tidak akan berdampak langsung menjadikan anak bersikap agresif, karena fatanya mereka bisa menjadikan mainan apapun sebagai 'senjata', mulai dari tongkat, blok lego, sendok kayu dan banyak lagi.
Baca Juga: Isu Palestina Jadi Prioritas Indonesia di Dewan Keamanan PBB
“Senjata saat ini adalah aspek yang sangat nyata dari dunia yang kita tinggali, baik di dunia militer, game online, film, atau olahraga. Sehingga tak ada salahnya menjadikan mainan senjata sebagai bagian dari eksplorasi anak-anak," kata Bea Marshall, seorang ahli parenting.
Senjata hanya menjadi 'buruk' saat orang dewasa menggunakannya secara 'serius'.