Kebanyakan Tidur saat Puasa, Awas Bisa Gampang Pikun!

Senin, 11 Juni 2018 | 19:15 WIB
Kebanyakan Tidur saat Puasa, Awas Bisa Gampang Pikun!
Ilustrasi tidur siang. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Saat puasa Ramadan, sebagian orang merasakan lemas dan kantuk yang tak tertahankan, hingga sebagian orang memilih tidur seharian saat sedang tidak beraktivitas, namun tahukah Anda bahwa penelitian terkini menyebut, kebanyakan tidur bisa bikin pikun lho!

Ya, para ilmuwan dari Universitas Kyushu di Jepang telah menemukan hubungan antara tidur terlalu banyak dengan risiko demensia alias pikun. Untuk mendapatkan temuan ini peneliti melibatkan 1517 lansia di Jepang.

Setelah 5 tahun periode penekitian, 294 lansia didagnosis mengidap demensia. Sebelumnya, peneliti telah mewawancarai responden mengenai durasi tidur mereka dalam sehari.

BACA JUGA: Kisah Pembuat Dodol Betawi yang Banyak Dicari Jelang Lebaran

Hasil penelitian menunjukkan, responden yang mengalami demensia 10 tahun berikutnya cenderung tidur lebih dari 10 jam sehari.

Sebaliknya risiko demensia lebih rendah pada mereka yang tidur 6-9 jam sehari. Peneliti menyimpulkan, lansia yang terlalu banyak menghabiskan waktu di tempat tidur lebih cepat pikun dibandingkan lansia yang aktif.

"Menyempatkan waktu untuk berolahraga mungkin merupakan strategi yang efektif untuk mencegah demensia dan kematian dini pada orang dewasa lanjut usia," ujar peneliti dilasnir Newsweek.

BACA JUGA: Nonton Film Jadi Aktivitas Favorit untuk Ngabuburit

Bulan lalu, sebuah penelitian baru yang melibatkan sekitar 500 orang dewasa dengan demensia menemukan, latihan intensitas sedang hingga tinggi terbukti dengan sendirinya dapat meredakan gejala-gejala demensia.

Dr James Pickett, kepala penelitian di Alzheimer Society, mengatakan, temuan ini menyiratkan bahwa mungkin ada jumlah jam tidur yang ideal untuk mencegah demensia.

"Faktanya, para peneliti kami di UK Dementia Research Institute sedang melihat apa yang terjadi di otak kita ketika mendapatkan istirahat malam yang cukup dan berkualitas," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI