Suara.com - Belum lama ini, kita dikejutkan dengan kematian berturut-turut public figure dunia, mulai dari desainer kenamaan Kate Spade dan chef Anthony Bourdain. Keduanya meninggal karena bunuh diri. Tak lama setelah itu, juga seorang lelaki nekat bunuh diri dengan cara terjun bebas dari atap Masjidil Haram.
Kate dan Anthony diduga mengalami depresi berat yang membuat mereka berani mengakhiri hidup dengan cara yang tak wajar. Sementara lelaki yang bunuh diri di tanah suci, masih belum diketahui penyebab ia memutuskan mengakhiri hidupnya. Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa belakangan ini marak orang nekat melakukan bunuh diri?
Disampaikan psikolog keluarga dan anak, Roslina Verauli, dari RS Pondok Indah, mempertanyakan motif mereka bunuh diri justru hanya akan menebarkan lebih banyak stigma tentang bunuh diri dan masalah mental daripada mengatasinya.
"Tak heran mereka dengan masalah mental lebih memilih menutupi dan menyembunyikan masalah daripada mengatasinya, demi agar tidak dipandang dan digosipkan dengan cara tertentu," ujar psikolog yang akrab disapa Vera ini.
Baca Juga: Situs Diretas, Ditjen Pajak : Data Wajib Pajak Aman
Ia menambahkan, mempertanyakan motif dan alasan seseorang bunuh diri tak pernah terjawab terlalu mudah. Terlalu kompleks. Pasalnya, seseorang yang punya masalah kesehatan mental, seperti depresi, gangguan kecemasan, prilaku impulsif, tak sekonyong-konyong membuat orang memutuskan untuk bunuh diri.
"Ada sejumlah riwayat tentang masa kecil di dalam keluarga dan pengalaman bersama orang-orang di sekitar, termasuk penghayatan religi, yang juga berperan pada individu yang akhirnya meninggal dengan cara bunuh diri," tambah dia.
Daripada sibuk mempertanyakan penyebab mereka melakukan bunuh diri, Vera mengimbau agar masyarakat tidak menyerang privasi mereka yang meninggal dengan bunuh diri, apalagi membuka aib individu yang bersangkutan dan keluarganya.