Mau, Dibayar Rp 48,7 Juta Sebagai Kelinci Percobaan?

Jum'at, 08 Juni 2018 | 10:42 WIB
Mau, Dibayar Rp 48,7 Juta Sebagai Kelinci Percobaan?
Ilustrasi kelinci [Foto: Bunny-rabbits.com].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah penelitian ilmiah tak akan berhasil tanpa adanya responden yang mau dijadikan "kelinci percobaan". Sayangnya, persepsi negatif melekat pada istilah ini. Wajar jika peneliti harus rela merogoh kocek dalam-dalam demi membujuk seseorang agar bersedia menjadi sampel penelitian.

Hal ini juga dilakukan Saint Louis University. Mereka membutuhkan responden yang merelakan diri terpapar virus influenza demi menguji efektivitas vaksin yang sebelumnya diberikan.

Tak tanggung-tanggung, anggaran 3.500 dollar Amerika atau sekitar Rp 48.7 juta siap diberikan pada responden yang mau terlibat dalam penelitian ini.

"Dalam penelitian konvensional kami memvaksinasi orang dan melihat apakah sistem kekebalan mereka merespons dengan membuat antibodi yang melawan virus flu," ujar Daniel Hoft, direktur Pusat Pengembangan Vaksin di Saint Louis University, seperti dilansir laman Nypost.

Baca Juga: Rencana Produksi Model Selain Model MPV? Ini Jawaban Wuling

Hoft melanjutkan, dalam studi yang akan dilakukannya bersama tim, Ia membutuhkan 10 responden untuk dikarantina selama 10 hari di sebuah hotel yang diubah menjadi laboratorium penelitian. Hotel ini telah dipapar virus influenza.

Responden diminta untuk menginap di hotel berjuluk 'influenza hotel' itu selama 10 hari, dan melakukan aktivitas yang mereka biasa lakukan seperti menonton televisi, makan, berselancar di internet hingga ke kamar mandi.

Peneliti akan mengamati respon tubuh para responden, melakukan tes darah dan paru-paru mereka hingga mengambil penyeka hidung, untuk melihat apakah responden terinfeksi flu.

"Ketika mereka terkena flu, kami bisa menemukan kekurangan vaksin ini dan memperbaiki formulanya sehingga lebih efektif melawan virus influenza," tambah Hoft.

Itu sebabnya kata dia, vaksin umumnya cukup menguras kantong karena fase pengujian yang membutuhkan banyak dana, termasuk membayar orang untuk menjadi kelinci percobaan.

Baca Juga: BEI Hentikan Sementara Perdagangan Saham Bakrie & Brothers

Bagaimana, tertarik dibayar mahal untuk menjadi kelinci percobaan?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI