Lima Gangguan Retina Ini Umum Dialami Orang Indonesia

Kamis, 07 Juni 2018 | 14:09 WIB
Lima Gangguan Retina Ini Umum Dialami Orang Indonesia
Ilustrasi pemeriksaan kesehatan mata. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kelainan retina merupakan salah satu penyebab kebutaan di Indonesia, dan seseorang yang mengalami gangguan atau kerusakan pada retina akan menurun fungsi penglihatannya.

Hal ini akan berdampak pada menurunnya kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

Direktur RS Mata Primasana Tanjung Priok, Dr. Cosmos O. Mangunsong, SpM mengatakan meski jumlah penderita gangguan kesehatan mata akibat kerusakan retina bukan yang terbesar di Indonesia, namun retina memiliki peran penting bagi organ mata.

BACA JUGALebaran Tanpa Mudik? Ini Jadwal Lengkap Suguhan Ancol

"Fungsi retina sama seperti fungsi sensor pada kamera yaitu menangkap cahaya dan kemudian meneruskannya ke otak yang akan menerjemahkannya menjadi gambar. Ketika fungsi ini terganggu maka seseorang akan mengalami penurunan kemampuan melihat," ujar dr Cosmos di RS Mata Primasana Tanjung Priok, Rabu (6/6/2018).

Berikut beberapa kelainan atau gangguan pada retina yang umum terjadi, seperti dipaparkan dr Cosmos.

1. Floaters
Gangguan retina ini umumnya ditandai dengan munculnya bayangan pada penglihatan seseorang yang ukurannya bervariasi, mulai dari bintik kecil hingga berbentuk tali panjang, sehingga mengganggu penglihatan.

Dr Cosmos menjelaskan, beberapa kasus floaters muncul seiring bertambahnya usia, dan dapat terjadi pada seseorang yang mengalami rabun dekat.

Namun, floaters juga dapat terjadi karena retina yang robek. Bila tidak segera diperbaiki, akan menyebabkan pelepasan retina.

2. Degenerasi Makula
Denerasi makula merupakan gangguan pada retina mata yang berpotensi menyebabkan kebutaan dan umumnya terjadi seiring proses penuaan. Makula memiliki fungsi penting terkait penglihatan pusat sehingga penderita degenerasi makula mengalami gangguan penglihatan sentral atau distorsi penglihatan.

BACA JUGA: Daftar Negara Berisiko Letusan Gunung Berapi, Indonesia Pertama?

"Misalnya ketika melihat ke jam dinding, penderita hanya dapat melihat angka-angka di bagian tepi jam, dan di bagian tengah tampak kabur, buram, gelap atau hitam, terdistorsi dan bergelombang," tambah dr Cosmos.

Umumnya prosesnya degenerasi makula berlangsung lambat dan tidak tampak gejala awal, namun ada juga yang berlangsung cepat dengan progresivitas tinggi.

3. Retinopati Diabetik
Retinopati Diabetik muncul seiring dengan meningkatnya penderita diabetes. Penderita diabetes tingkat lanjut, tambah dr Cosmos memiliki risiko mengalami kebocoran pembuluh darah, bila hal ini terjadi pada pada retina, maka terjadi gangguan pada penglihatan yang disebut Retinopati Diabetika.

4. Ablasi Retina
Ablasi retina adalah kondisi lepasnya retina dari jaringan penopang. Menurut dr Cosmos, ablasi retina harus segera ditangani agar dapat mempertahankan penglihatan kita sampai usia lanjut.

Kondisi ini sendiri bisa disebabkan karena proses degenerasi ataupun karena cedera atau peradangan. Prosesnya dapat juga dipercepat karena rabun jauh, glaukoma, atau karena salah satu mata sudah terkena ablasi retina terlebih dahulu.

5. Retinitis Pigmentosa (RP)
Retinitis pigmentosa merupakan kelainan bawaan retina (kelainan genetik) yang menyebabkan kerusakan progresif sel fotoreseptor di retina.

Kondisi ini akan menyebabkan pasien mengalami kesulitan melihat di malam hari atau ruangan dengan penerangan terbatas, penyempitan lapang pandang akibat gangguan penglihatan tepi, dan pada tahap lanjut berpotensi menyebabkan kebutaan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI