Duh, Minum Air Kemasan Bisa Bikin Gemuk?

Selasa, 05 Juni 2018 | 09:53 WIB
Duh, Minum Air Kemasan Bisa Bikin Gemuk?
Ilustrasi minuman kemasan. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Selama ini, risiko obesitas dikaitkan dengan kebiasaan kurang olahraga hingga konsumsi makanan berlemak. Baru-baru ini, sebuah penelitian menunjukkan bahwa bahan kimia yang ada di sekitar kita bisa menjadi pemicu meningkatkan berat badan.

Dalam Kongres Eropa tentang Obesitas di Wina, para ahli menyebutkan bahwa bahan-bahan kimia yang dikenal dengan sebutan obesogens dapat mengganggu sistem endokrin yang menjadi pemicu obesitas. Bahan kimia obesogens ini dapat ditemukan dalam segala hal mulai dari debu rumah tangga hingga botol kemasan air minum.

"Kami di komunitas ilmiah menemukan bahwa paparan bahan kimia dalam makanan dan lingkungan kita dapat menjadi faktor risiko yang mungkin kurang disadari," ujar peneliti endokrinologi Dr. Bruce Blumberg.

Bahkan, tambah Bruce, jika Anda menjalani tren diet kekinian seperti diet paleo, rendah karbohidrat, gluten free, Anda masih dapat mengalami kenaikan berat badan karena paparan bahan kimia yang ada di lingkungan.

Baca Juga: Usaha Donald Trump Menurunkan Berat Badan

Salah satu bahan kimia yang disebut-sebut sebagai obesogens adalah botol air kemasan. Meskipun FDA mengatakan bisphenol A (BPA) pada plastik aman jika dikonsumsi, penelitian di Kanada pada 2015 silam menunjukkan bahwa bahan kimia ini dapat menyebabkan sel normal berubah menjadi sel lemak yang membuat Anda obesitas.

BPA biasanya ditemukan dalam botol air plastik sekali pakai. Efek ini semakin terasa jika Anda memanaskannya dalam microwave. Untuk mencegahnya, Bruce menghimbau, agar Anda selalu membawa botol air minum sendiri dan mengisi ulangnya, dibandingkan harus membeli air minum dalam kemasan.

"Jika ingin memanaskan makanan dalam microwave, pakailah wadah yang berbahan kaca sehingga mencegah Anda dari paparan BPA," tandas Bruce. [Nypost.com]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI