Suara.com - Panas dalam mengacu pada penyakit di mana tubuh sedikit lebih sensitif terhadap panas, dengan gejala berupa sakit tenggorokan, rasa haus yang berlebihan, sariawan, tidak nyaman di pencernaan, dan bibir pecah-pecah. Risiko panas dalam biasanya meningkat saat kita sedang puasa.
Dokter spesialis penyakit dalam dari RS Sint Carolus, dr. Laurentius Aswin Pramono, SpPD, M.Epid, menjelaskan bahwa puasa memang mengubah proses metabolisme tubuh karena ada waktu di mana kita tidak makan. Hal ini akan memengaruhi kinerja semua organ tubuh.
Puasa sebenarnya sangat bermanfaat untuk kesehatan, bahkan pada pasien penyakit kronis seperti diabetes atau maag. Namun, puasa sehat harus mematuhi beberapa aturan, salah satunya dengan banyak minum. Masalah yang paling sering ditemui adalah masalah kekurangan cairan dan mineral.
Selain tidak teratur minum, beberapa kebiasaan kurang baik seperti terlalu lelah dan banyak beraktivitas sehingga keluar banyak keringat, juga rentan menyebabkan dehidrasi.
Baca Juga: Ajak Suami Makan Seafood agar Peluang Hamil Makin Besar
“Kekurangan asupan cairan akan menyebabkan beberapa gangguan. Selain menyebabkan dehidrasi, atau yang orang sebut panas dalam, kekurangan cairan dan mineral rentan menyebabkan tubuh lemas dan mudah terserang penyakit lain. Pada saat itu, tenggorokan menjadi kering sehingga bakteri atau virus akan mudah masuk ke dalam tubuh,“ jelas dr. Aswin dalam acara diskusi Puasa Nyaman Tanpa Panas Dalam di Jakarta, Kamis (24/5/2018).
Gejala panas dalam dirasakan oleh orang awam sebagai sumeng (suhu sedikit meningkat), kulit kering, bibir pecah, mulut kering, dan tidak nyaman di pencernaan. Untuk mencegah panas dalam saat puasa, dr. Aswin menyarankan untuk memenuhi kebutuhan cairan dan mineral alami selama puasa.
“Siang hari, kita tidak makan atau minum, sehingga asupan cairan dimaksimalkan ketika buka puasa maupun sahur. Selain air putih, kita bisa minum cairan yang memang dikhususkan untuk mencegah panas dalam," tambah dia.
Membahas mengenai kebiasaan orang Indonesia yang buka puasa dengan menyantap es dan gorengan, menurut dr. Aswin, makanan sebenarnya tidak terlalu berkontribusi pada panas dalam. Boleh saja makan gorengan saat buka puasa, tetapi harus diimbangi dengan asupan cairan yang cukup dan mineral sebagai penyeimbang.
Yuna Eka Kristina, Senior PR Manager PT Kino Indonesia Tbk, menjelaskan bahwa Larutan Cap Kaki Tiga dapat menjadi solusi untuk mencegah panas dalam di bulan puasa. Khasiat Larutan Cap Kaki Tiga sudah terbukti selama puluhan tahun, dengan kandungan Gypsum Fibrosum yang berfungsi mendinginkan tubuh, dan mineral Calcitum yang larut dalam air.
Baca Juga: Tak Ada THR, Pemerintah Diminta Cari Solusi bagi Guru Honorer