Suara.com - Pengapuran sendi merupakan salah satu gangguan kesehatan yang kerap menyerang orang lanjut usia. Dalam istilah medis, kondisi ini dikenal dengan osteoarthritis, kondisi yang terjadi ketika sendi tulang rawan mulai menipis.
Disampaikan Dr. dr. Franky Hartono, SpOT(K) selaku Kepala Divisi Hip, Knee, and Geriatric Trauma (HKGT) Orthopaedic Center Siloam Center Siloam Hospitals Kebon Jeruk, pada dasarnya osteoarthritis dapat terjadi di semua sendi tubuh manusia, namun paling sering terjadi di sendi-sendi yang berfungsi untuk menopang berat badan, seperti sendi panggul dan lutut.
"Gejalanya bisa berupa nyeri, kaku, dan akhirnya berujung kepada ketidakmampuan pasien untuk bebas beraktivitas, seperti berjalan, mengangkat beban berlebihan, dan kegiatan fisik sehari-hari lainnya," ujar dr. Franky.
Untuk mengembalikan fungsi sendi tubuh yang terkena pengapuran, tindakan yang biasa direkomendasikan oleh dokter adalah operasi penggantian sendi. Franky menambahkan, pada awalnya, operasi penggantian lutut dilakukan secara total dengan cara melakukan pemotongan bagian sendi lutut luar dan dalam, termasuk bagian lutut yang sebenarnya masih sehat.
Baca Juga: Mengenal Desa Wisata Gamplong, Tempat Syuting Bumi Manusia
"Tapi sekarang sudah ada metode baru, yaitu Unicompartment Knee Arthroplasty (UKA), dimana operasi ini dilakukan dengan mengganti sendi lutut sebagian. UKA yang digunakan di Siloam Kebon Jeruk adalah model generasi ke-3 dari Oxford Unicompartmental Knee System yang paling terbaru," ujar dia.
Lebih lanjut Franky menjelaskan, teknik ini memiliki banyak kelebihan. Karena hanya sebagian sendi lutut yang dibuang, maka luka operasi yang dihasilkan menjadi lebih kecil. Selain itu, keluhan nyeri paska operasi juga lebih ringan, sehingga pasien bisa kembali pulang 1-2 hari setelah perawatan.
"Dengan tidak memotong sendi yang masih sehat, pergerakan lutut pasien akan terasa lebih alami, pasien yang menjalani UKA juga mempunyai kemampuan menekuk lutut yang lebih luas, bahkan untuk bersila, jongkok, dan melakukan olahraga low-impact," tandasnya.