Mengenal Infeksi Virus Nipah yang Tewaskan 10 Orang di India

Rabu, 23 Mei 2018 | 19:33 WIB
Mengenal Infeksi Virus Nipah yang Tewaskan 10 Orang di India
Ilustrasi virus nipah. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Baru-baru ini dunia dihebohkan dengan kasus meninggalnya 10 orang di India setelah terpapar virus nipah yang ditularkan oleh kelelawar. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), infeksi virus nipah termasuk kategori zoonosis yang menyebabkan infeksi berat pada manusia dan juga hewan. Virus ini menginfeksi berbagai hewan dan dapat menular pada manusia hingga menyebabkan kematian.

Gejala setelah terinfeksi virus nipah ini sendiri merujuk pada penyakit lainnya meliputi sakit kepala, demam, nyeri otot, radang tenggorokan, dan muntah yang dapat disertai dengan kondisi mengantuk, pusing, penurunan kesadaran, dan tanda-tanda neurologis lainnya.

Dalam beberapa kasus, infeksi virus nipah juga dapat menyebabkan pneumonia dan masalah pernapasan yang berat. Dalam kasus yang parah, kejang akibat infeksi virus ini dapat menyebabkan seseorang koma dalam kurun 24 hingga 48 jam. Namun, diperlukan waktu 5 hingga 14 hari untuk menunjukkan tanda dan gejala ini.

Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis infeksi nipah adalah tes RT-PCR yang menggunakan cairan tubuh serta pemeriksaan antibodi melalui ELISA. Tes lain seperti tes polymerase chain reaction (PCR), tes immunosorbent enzyme-linked (ELISA), dan isolasi virus oleh kultur sel juga dapat dilakukan untuk mendiagnosis penyakit ini.

Baca Juga: Polda Bali Libatkan 45 Ribu Pecalang Amankan Pilkada 2018

Pasien yang telah terinfeksi virus ini akan diobati dengan perawatan standar seperti menjaga agar tidak dehidrasi dan mengatasi gejala muntah dan mual.

Menurut WHO, penyebab kelelawar menjadi penular virus ini ke manusia adalah habitat mereka yang kerap dihancurkan oleh manusia sehingga mereka menjadi stres dan kekebalan tubuh menurun. Akibatnya, mereka pun terinfeksi virus di air seni dan air liur mereka.

Untuk mencegah paparan virus nipah, WHO merekomendasikan masyarakat untuk menghindari paparan langsung dengan babi dan kelelawar yang sakit, serta menghindari konsumsi tanaman mentah karena berisiko terinfeksi air liur atau air seni kelelawar. Hingga kini belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus nipah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI