Risiko Ini Mengintai Anda yang Langsung Tidur Usai Sahur

Jum'at, 18 Mei 2018 | 12:30 WIB
Risiko Ini Mengintai Anda yang Langsung Tidur Usai Sahur
Ilustrasi tidur. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Salah satu jam makan yang tak boleh dilewatkan saat puasa adalah sahur. Biasanya, setelah makan sahur dan salat subuh, sebagian orang memilih untuk kembali tidur sebelum beraktivitas di pagi hari.

Padahal kebiasaan ini ternyata tak sehat bagi tubuh. Menurut konsultan penyakit lambung dan pencernaan dari FKUI/RSCM, Dr. dr. Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP, kembali tidur usai sahur dapat memicu asam lambung balik arah lagi ke kerongkongan yang pada gilirannya bisa menyebabkan masalah pada saluran cerna atas atau juga disebut GERD.

Gejala khas dari GERD antara lain rasa panas di dada seperti terbakar dan ada sesuatu yang balik arah, seperti ada yang mengganjal, atau disebut juga sebagai heartburn. Ada juga gejala GERD lainnya termasuk suara serak, radang tenggorokan, batuk kering kronis, terutama pada malam hari.

Selain itu, lanjut dia, ada kebiasaan buruk lain yang juga sering dilakukan pada saat Ramadan yaitu, makan terlalu berlebihan pada saat berbuka, diikuti dengan merokok.

"Dengan melakukan ini, Anda sebenarnya meningkatkan risiko untuk terjadinya masalah pada lambung seperti dispepsia dan terutama jika Anda sudah mempunyai penyakit maag sebelumnya," ujar dr Ari.

Karena itu, ia menganjurkan sebaiknya ketika berbuka, makanlah dengan porsi sedang. Misalnya dimulai dengan makanan ringan dalam porsi kecil, lalu menunggu hingga setelah salat Magrib untuk mengonsumsi makanan utama dengan jumlah yang tidak berlebihan.

"Budaya 'balas dendam' dengan berpikir untuk menggandakan makan siang dan makan malam saat berbuka harus dihindari. Membiasakan diri untuk berhenti makan dua jam sebelum tidur agar pencernaan bisa bekerja optimal," terang dr Ari.

Menurut dia, penanganan penderita GERD pada prinsipnya adalah menghilangkan gejala dan mencegah komplikasi. Hal ini dapat dilakukan melalui intervensi non-medis atau perubahan gaya hidup, atau bila perlu, melalui intervensi medis.

Pasien GERD harus mengurangi kopi, alkohol dan soda yang akan memperburuk kondisi mereka. Selain itu, menghindari stres dan mengendalikan berat badan hingga mencapai indeks massa tubuh ideal (IMT) juga penting.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI