Suara.com - Cantik yang identik dengan tubuh langsing dan berkulit putih membuat sebagian remaja putri yang masih labil nekat menjalani diet ekstrem yang justru membahayakan kesehatannya.
Spesialis anak di FKUI RSCM, dr Yoga Devaera, SpA bahkan mengaku pernah mendapatkan pasien remaja yang menjalani diet ekstrem, hanya mengonsumsi pisang sehari-hari demi mendapatkan tubuh langsing. Ada pula yang memilih cuma mengonsumsi cairan seperti jus setiap hari.
"Ini biasanya karena pandangan mereka tentang body image salah kaprah. Menurut mereka, cantik itu kalau tinggi, langsing, putih. Akhirnya mereka nggak nyaman dengan diri sendiri," ujarnya pada temu media mengenai Kesehatan Remaja di Jakarta, belum lama ini.
Tingkat percaya diri yang rendah ini pada akhirnya membuat remaja dihadapkan dengan masalah kesehatan yang serius. Anemia misalnya, dr Yoga mengatakan, karena diet ekstrem beberapa zat gizi yang dibutuhkan remaja di masa pertumbuhan justru tak terpenuhi, termasuk zat besi.
"Anemia ini cukup serius karena memengaruhi fungsi akademik. Memori menurun, anak jadi tidak produktif. Lebih tidak berprestasi karena bawaannya males, ngantuk. Remaja putri juga cadangan besinya harus cukup kalau nanti dia mau jadi ibu," terang Yoga merinci.
Sebenarnya, sambung dia, untuk menjadi langsing, remaja putri tak harus menjalani diet ekstrem. Kata Yoga, resepnya hanya menjaga pola makan seimbang disertai dengan aktivitas fisik sehingga indeks massa tubuhnya normal.
"Tapi yang harus diterima adalah fase remaja ini mereka akan mengalami perubahan komposisi tubuh. Salah satunya pinggul membesar. Ini terjadi karena penumpukan lemak di pinggul, bokong karena dipersiapkan untuk reproduksi," jelasnya.