Suara.com - Puasa selama ini dikaitkan dengan beragam manfaat kesehatan, tak terkecuali bagi pasien hipertensi. Penyakit yang ditandai dengan tekanan darah tinggi ini justru akan mengalami perbaikan saat pasien menjalani ibadah puasa.
Hal ini disampaikan Dokter Spesialis Penyakit Dalam FKUI RSCM, Prof. Dr. dr Soehardjono SpPD, K-GH, K-Ger FINASIM. Menurut dia, hipertensi umumnya dipicu oleh tingkat stres yang tinggi dan diet tinggi garam.
"Hipertensi itu kan salah satunya dipicu oleh stres, oleh kesibukan. Kalau puasa kita lebih banyak menenangkan diri. Banyak zikir, ibadah sehingga hormon stres menurun. Tekanan darah lebih terkendali," ujar Prof. Soehardjono dalam peringatan Hari Hipertensi Sedunia di Jakarta, Rabu (16/5/2018).
Ia menambahkan, hipertensi bukan halangan bagi para pasien untuk berpuasa. Namun, ia mengingatkan agar pasien hipertensi tetap mengonsumsi obat-obatan secara teratur saat sahur dan berbuka puasa.
Baca Juga: Menikah di Usia Pertengahan 30-an, Benarkah Rentan Cerai?
"Minum obatnya harus tetap dipatuhi. Kita kontrol dari dalam lewat pikiran yang tenang saat puasa dan melalui obat-obatan" tambah dia.
Pasien juga diimbau untuk tidak kalap saat berbuka. Pembatasan konsumsi dengan garam tinggi tetap harus dilakukan demi mengendalikan tekanan darah.
"Kalau buka puasa kan biasanya tak terkontrol makanannya, semua mau dilahap. Jadi kita imbau agar pola makan selama puasa tetap diperhatikan sehingga tekanan darahnya terkendali.