Suara.com - Teror bom bunuh diri yang mengguncang tiga gereja di Surabaya, Minggu pagi (13/5/2018) benar-benar di luar nalar kita semua. Pasalnya, pelaku yang merupakan seorang ibu tega mengajak dua putri kecilnya untuk meledakkan diri. Ketiganya meninggal di lokasi kejadian, Gereja Kristen Indonesia (GKI) di jalan Diponegoro, Surabaya.
Menanggapi hal ini, Menkes Nila F Moeloek pun tak habis pikir mengapa orangtua tega melibatkan buah hatinya dalam aksi terorisme. Menurut Menkes Nila, jika dilihat dari foto yang beredar luas, terduga pelaku tampak sebagai keluarga yang harmonis.
"Kalau saya lihat foto keluarga itu kayak keluarga harmonis. Saya nggak ngerti bagaimana anak juga dilibatkan dalam aksi teror. Anak kan pasti kita jaga. Kalau dicubit orang saja kita nanya kenapa dia cubit. Normalnya begitu. Tapi ini justru dilibatkan," ujar Menkes Nila dalam temu media di Jakarta, Senin (14/5/2018).
Menurut Menkes Nila, pola asuh berperan besar dalam menentukan masa depan anak di masa mendatang. Selain itu, pendidikan juga turut memengaruhi bagaimana pola asuh orangtua terhadap buah hatinya.
Baca Juga: Fadli Zon: Teroris di Mako Brimob Bisa Live Instagram, Luar Biasa
"Saya melihat gaya pengasuhan penting luar biasa. Namun kalau orangtua tidak berpendidikan, maka cara mendidiknya akan berbeda dengan yang berpendidikan. Yang berpendidikan juga belum tentu sempurna. Saya juga nggak mengerti apa yang ada di pikiran mereka," tandas Menkes.