Gejala Lupus Bisa Dikenali Lebih Dini dengan Saluri

Rabu, 09 Mei 2018 | 11:00 WIB
Gejala Lupus Bisa Dikenali Lebih Dini dengan Saluri
Yayasan Lupus Indonesia peringati Hari Lupus Dunia di kawasan Buderan HI, Jakarta, Minggu (10/5).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ternyata, ada cara mudah untuk mendeteksi dini penyakit lupus, penyakit autoimun yang juga dijuluki sebagai penyakit seribu wajah ini, yaitu dengan cara Saluri alias Periksa Lupus Sendiri.

Penyakit ini memang bisa menyerang semua organ tubuh dari ujung rambut hingga kaki dengan gejala yang beragam, itu sebabnya lupus kerap terlambat terdeteksi.

Disampaikan dr. Asjikin Iman Hidayat Dachlan selaku Plt Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, Saluri bisa dilakukan dengan mengenali gejala berikut:

1. Demam lebih dari 38 derajat Celcius dengan sebab yang tidak jelas
2. Rasa lelah dan lemah berlebihan
3. Sensitif terhadap sinar matahari
4. Rambut rontok
5. Ruam kemerahan berbentuk kupu-kupu yang melintang dari hidung ke pipi
6. Ruam kemerahan di kulit
7. Sariawan yang tidak kunjung sembuh, terutama di atas rongga mulut
8. Nyeri dan bengkak pada persendian terutama di lengan dan tungkai, menyerang lebih dari 2 sendi dalam jangka waktu lama
9. Ujung-ujung jari tangan dan kaki pucat hingga kebiruan saat udara dingin
10. Nyeri dada terutama saat berbaring dan menarik napas panjang
11. Kejang atau kelainan saraf lainnya
12. Kelainan hasil pemeriksaan laboratorium (atas anjuran dokter) yang meliputi:
- Anemia: penurunan kadar sel darah merah
- Leukositopenia: penurunan sel darah putih
- Trombositopenia: penurunan kadar pembekuan darah
- Hematuria dan proteinuria: darah dan protein pada pemeriksaan urin
- Positif ANA dan atau Anti ds-DNA.

Baca Juga: Menaker: Kalau Ditanya Malaikat Menjelaskan Perpres TKA Kita Siap

Ia menambahkan, jika seseorang mengalami empat dari 12 gejala diatas, maka dianjurkan untuk segera mengonsultasikannya ke dokter. Jika tak segera ditangani dengan baik, lupus bisa mempengaruhi kehidupan dan produktivitas odapus (orang dengan lupus).

"Perjalanan penyakit ini sangat dinamis, sehingga sulit untuk menegakkan diagnosis pada awal penyakit. Untuk itu, perlu dilakukan pemeriksaan lupus secara mandiri dengan saluri, periksa lupus sendiri," kata dia pada temu media di Jakarta, Selasa (9/5/2018).

Dalam kesempatan yang sama, Dr. Sumariyono, SpPD, KR, MPH selaku Ketua PB Perhimpunan Reumatologi Indonesia, mengatakan bahwa jika dibandingkan laki-laki, perempuan lebih rentan mengidap lupus. Hal ini dipengaruhi oleh faktor hormonal. Perempuan, kata dia, memproduksi hormon estrogen dalam tubuhnya yang turut meningkatkan proses patogenesis lupus.

"Faktor hormonal, yakni estrogen, lebih berperan. Ada eviden base baru yang memperkirakan kondisi hormonal sebagai faktor yang mempermudah terjadinya lupus di mana estrogen lebih cenderung untuk pro lupus, sedangkan testeron itu lebih protektif," tandasnya.

Baca Juga: Tolak Gusur, Massa Blokir Jalan Arteri Pondok Indah,

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI