Suara.com - Pernahkah Anda menjadi lebih mudah tersulut emosi ketika cuaca sedang panas-panasnya?
Hal ini ternyata bukan kebetulan. Sebuah penelitian di Polandia menemukan hubungan antara naiknya suhu udara dengan tingkat stres.
Menurut studi tersebut, seperti dilansir dari TimesofIndia, hormon stres kortisol berada pada puncaknya ketika musim panas dan memiliki kadar terendah saat musim dingin.
Perubahan kadar kortisol ini kemudian memengaruhi tingkat stres masyarakat yang membuat mereka menjadi lebih emosional ketika cuaca panas.
Baca Juga: Hapus Tato, Nikita Mirzani: Siapa Tahu Tiba-tiba Gue Mau Berhijab
Untuk mendapatkan temuan ini, peneliti Dr Dominika Kanikowska dari Poznan University of Medical Sciences melakukan analisis terhadap tingkat kejahatan pada beberapa musim.
Mereka menemukan, tingkat kejahatan saat musim panas lebih tinggi ketimbang musim dingin.
Tak hanya memengaruhi emosi, perubahan cuaca juga turut menentukan denyut jantung seseorang. Hal ini membuat mereka yang berisiko penyakit jantung mengalami kekambuhan paling tinggi pada musim panas dibandingkan saat musim lainnya.
"Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menemukan upaya pencegahan yang tepat sehingga kadar kortisol yang tinggi saat cuaca panas bisa diminimalisir," kata Kanikowska.
Baca Juga: Perang Saudara di New Zealand Open, Jonatan Waspada Hadapi Tommy