Suara.com - Menurut data Riset Kesehatan Dasar 2013, satu dari lima orang Indonesia memiliki risiko terkena anemia, dan banyak di antara masyarakat yang belum teredukasi mengenai gejala, dampak, dan penanggulangan anemia.
Sebagai salah satu negara dengan demografi yang tinggi, Indonesia masih dibayangi dengan masalah-masalah dasar kesehatan, salah satunya adalah anemia atau kurang darah.
"Bonus demogragi adalah kondisi yang dinikmati suatu negara dari besarnya proporsi penduduk usia produktif. Namun, jika tidak dipersiapkan secara matang, penduduk produktif dapat membawa dampak buruk karena sumber daya manusia yang tidak memenuhi kualifikasi," kata Kepala Subdirektorat Bina Gizi Klinik, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Dr. Marina Damajanti, MKM, dalam acara "Generasi Produktif, Generasi Bebas Anemia" di Jakarta, Kamis (26/4/2018).
Baca Juga: Papa yang Pernah Minta Saham Freeport Ini Belum Ajukan Banding
Lanjut Marina, tingginya kasus anemia terbukti dapat mengakibatkan penurunan produktivitas kerja pada penduduk usia produktif yang pada akhirnya memengaruhi kualitas sumber daya manusia yang menjadi penerus bangsa di kemudian hari.
Senada dengan Marina, Ketua Perhimpunan Donter Gizi Medik Indonesia, Prof. Dr. Endang L. Achadi, mengatakan bahwa anemia memiliki dampak tak terlihat.
Anemia terbukti menjadi penyebab menurunnya produktivitas perempuan pekerja di Indonesia hingga 20 persen. "Hal ini akan menjadi hambatan besar bagi pembangunan sumber daya manusia berkualitas di Indonesia," katanya.
Untuk itu, perusahaan sains dan teknologi yang bergerak di bidang kesehatan, Merck, bersama Kementerian Kesehatan, PDGMI, dan Komunitas 1000 Guru, akan melanjutkan komitmen gerakan Indonesia Bebas Anemia pada 2018 ini.
"Hal ini diwujudkan melalui berbagai kegiatan yang selaras dengan program GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) guna mempercepat perbaikan status gizi masyarakat melalui edukasi anemia. Kampanye ini juga terbuka bagi seluruh masyarakat Indonesia yang peduli terhadap pembangunan generasi produktif, generasi bebas anemia," tutup Associate Director Marketing PT. Merck, Anie Rachmayani.
Baca Juga: Lelaki Tunarungu Ini Disebut Pembisik Burung, Kenapa?