Suara.com - Praktik sunat pada perempuan mungkin tak sepopuler tindakan sejenis pada laki-laki. Meski tak bersifat darurat, tindakan sunat pada perempuan mendatangkan beragam manfaat, termasuk dari sisi kepuasan seksual ketika dewasa.
Menurut dr Valleria SpOG, pada praktiknya, sunat perempuan dilakukan dengan menggores kulup klitoris menggunakan jarum khusus. Tindakan ini membuat klitoris lebih terbuka pada usia dewasa terkait perkembangan organ termasuk didalamnya vagina.
Disisi lain kebersihan vagina terutama sekitar klitoris menjadi Iebih terjaga dan terhindar dari bau yang tidak sedap.
"Perempuan yang terbuka klitorisnya, akan lebih mudah mencapai orgasme dibandingkan perempuan yang tidak," ujar Valleria pada temu media yang dihelat Rumah Sunat dr. Mahdian di Jakarta, Rabu (25/4/2018).
Baca Juga: Curhat Bawa-Bawa Norak dan Wong Ndeso, Kenapa Sih Mbak Inul?
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa penelitian yang dilakukan di Ingris menunjukkan perempuan yang memiliki klitoris terbuka, dengan tindakan hoodectomy memiliki tingkat kepuasan seksual yang lebih tinggi mencapai 97,2 persen dibadingkan yang tidak.
Tindakan hoodectomy adalah operasi yang dilakukan untuk mengurangi kulup klitoris agar menjadi lebih terbuka dan mudah menerima rangsangan.
Klitoris dan penis, sambung valleria, memiliki kesamaan karena keduanya berperan penting dalam menentukan gairah seksual seseorang. Saat perempuan dirangsang secara seksual klitoris menjadi Iebih tegak dan membesar, kondisi ini mirip dengan penis pada lelaki.
Kulup klitoris berfungsi melindungi kepala klitoris yang sensitif dari iritasi, dan cidera serta mencegah stimulasi berlebih pada situasi non seksual.
Seperti sunat pada perempuan yang menjadikan klitoris sedikit terbuka, Valleria mengatakan hoodectomy merupakan tindakan medis yang tidak membutuhkan rawat Inap, dan hanya membutuhkan anastesi lokal. Tindakan ini hanya dilakukan dalam waktu 15-30 menit.
Baca Juga: Perempuan Disekap dan Dirampok saat Tumpangi Taksi Grab
"Baik tindakan sunat perempuan maupun hoodectomy terbukti tidak menimbulkan kerusakan saraf disekitar klitoris, jika dilakukan oleh tenaga profesional. Ketika terjadi pembengkakan bisa diminimalisir dengan pemberian obat-obatan dan tindakan aspesis," tambah dia.