Suara.com - Kesepian tampaknya menjadi gerbang dari berbagai penyaki, hal ini ditunjukkan dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa orang dewasa muda atau generasi milenial yang kesepian lebih mungkin mengalami masalah kesehatan mental daripada populasi umum.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Psychological Medicine terhadap 2.000 milenial menemukan bahwa kemungkinan mereka mengalami depresi atau kecemasan saat merasa kesepian lebih besar dua kali lipat.
Penelitian juga menunjukkan bahwa tujuh persen dari responden yang sering merasa kesepian biasanya karena mereka merasa ditinggalkan atau kurang dianggap dalam persahabatan.
Menganalisis pengalaman kembar sesama jenis yang lahir pada tahun 1994 dan 1995 di Inggris dan Wales, para ilmuwan di King's College London menanyakan responden tentang pengalaman mereka di berbagai tahap kehidupan termasuk pengalaman kesepian, status kesehatan mental, kesehatan fisik, dan hubungan.
Baca Juga: BRI Gandeng ITB, UNPAD, dan UNPAR untuk Salurkan "Student Loan"
Data menunjukkan bahwa kemungkinan orang yang kesepian mengalami masalah kesehatan mental mencapai dua kali lipat, sementara peluang mereka untuk menjadi pengangguran meningkat sebesar 38 persen.
Temuan juga menunjukkan bahwa peserta dengan tingkat kesepian yang tinggi cenderung terlibat dalam perilaku yang berisiko bagi kesehatan fisik seperti merokok dan tidak berolahraga.
Para peneliti mengatakan temuan ini menekankan pentingnya intervensi dini untuk mencegah para generasi milenial ini merasa kesepian seiring bertambahnya usia mereka.
Namun, peneliti juga mencatat, ketika para generasi milenial ini ditanyai pada usia 18 tahun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan bagaimana tingkat kesepian dapat berubah seiring bertambahnya usia mereka.