Suara.com - Human Papilloma Virus (HPV) dikenal sebagai penyebab utama kanker serviks, yang umum ditemukan. Bahkan, lebih dari 130 tipe dengan keganasan berbeda, HPV juga bisa menyebabkan kanker lain seperti kanker penis, kanker anus, kanker tenggorokan dan lainnya.
Dr. Kristoforus Hendra Djaya, SpPD vaksinolog dari In Harmoni Clinic menjelaskan, 85 persen penularan HPV bisa disebabkan melalui hubungan seksual dan 15 persen melalui kontak tidak langsung. Misalnya, pemakaian handuk bersama, kuku yang terkontaminasi HPV, atau transisi vertikal dari ibu ke anak.
Pencegahan kanker serviks, lanjut dia dapat dilakukan dengan vaksinasi HPV dan skrining atau deteksi dini.
"Kanker serviks adalah salah satu kanker yang dapat dicegah dengan vaksinasi yaitu vaksin HPV. Vaksin HPV sebenarnya bukan vaksin baru. Vaksin HPV ini sudah digunakan sejak lebih dari 10 tahun lalu," kata dia dalam diskusi "Ayo Vaksin HPV" di Jakarta, Kamis (19/4/2018).
Baca Juga: Keji, Ayah Ajak Dua Temannya Perkosa Putri Kandung
Sayangnya, lanjut dia, masyarakat saat ini masih banyak yang menganggap bahwa ini adalah merupakan jenis vaksin baru. Hal ini membuktikan bahwa masih ada skpetisme terhadap vaksin HPV.
Padahal, jika vaksin HPV sebagai tindak pencegahan primer dilakukan dan dilanjutkan dengan pencegahan sekunder yaitu skrining dan deteksi dini, kanker serviks bisa dicegah sedini mungkin.
Vaksin HPV, Kristoforus dapat diberikan 2 kali dengan rentang jarak 6 bulan (bulan ke-0 dan ke-6), untuk usia 9-13 tahun atau 3 kali pada orang dewasa yaitu di bulan 0-1, 2 dan 6.
"Bagi yang sudah melakukan hubungan seksual tidak bisa hanya vaksin HPV atau skrining tetapi harus dua-duanya," kata Kristo.
Selain itu, dia juga menambahkan bahwa sebenarnya vaksin HPV paling efektif diberikan pada anak-anak sebelum mereka berhubungan seksual. Menurut Central Diseases Control (CDC), efikasi vaksin HPV mencapai 90-99 persen.
Baca Juga: Bantu Pemulung, Jefri Nichol Belajar Dermawan dari Orang Ini
"99 persen jika diberikan pada anak-anak dan bagi yang sudah berhubungan seksual efikasinya 90 persen," ujarnya.