Idap Penyakit Langka, Ibu 2 Anak Dikurung di Sangkar Kaca

Sabtu, 07 April 2018 | 20:25 WIB
Idap Penyakit Langka, Ibu 2 Anak Dikurung di Sangkar Kaca
Juana Munoz, ibu dua anak di Cadiz, Spanyol, harus hidup dalam sangkar kaca karena mengidap penyakit langka. [Facebook/Juana Munoz]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bagi kebanyakan orang, pelukan adalah salah satu bentuk kasih sayang yang sangat sederhana tapi bagi Juana Munoz, akibat penyakit langka yang dideritanya, sebuah sentuhan saja bisa membuat nyawanya terancam.

Alhasil, perempuan 53 tahun itu kini tinggal dalam sebuah sangkar kaca. Ia sudah menghuni sangkar yang dibangun di dalam rumahnya di Cadiz, Spanyol itu selama 13 tahun. Sangkar itu adalah penjara, sekaligus penyelamat hidup yang bisa melindunginya dari kematian.

Bahkan dua anaknya yang kini berumur 26 dan 29 tahun hanya diperbolehkan memeluk ibu mereka itu dua kali dalam setahun.

Apa yang terjadi pada Munoz?

Ia didiagnosis dengan 4 kondisi yang mengancam jiwanya, yaitu sensitivitas terhadap zat kimia (MCS), fibromyalgia, sindrom kelelahan kronis, dan elektro-sensitivitas.

Ia tak punya pilihan selain mengisolasi dirinya sendiri dalam sebuah ruangan kaca seluas 25 meter. Munoz tak dapat meninggalkan ruangan itu tanpa mengikuti protokol yang sangat ketat. Siapa pun yang datang menemuinya harus terlebih dahulu mandi dengan produk pembersih bebas kimia dan hanya diperbolehkan memakai pakaian katun organik.

Semua itu berawal pada 29 tahun silam, ketika ia tengah memegang kentang yang ditanam suaminya di halaman rumah mereka, lalu tiba-tiba saja bibir dan matanya mulai membengkak hingga ia harus dilarikan ke rumah sakit.

Saat tiba di sana, seluruh tubuh Munoz sudah membengkak dan ia terlihat seperti monster. Setelah diobati dengan kortikosteroid dan diizinkan pulang, Munoz dilarang melakukan kontak fisik dengan berbagai bahan kimia atau dia akan muntah, kelelahan, mengalami iritasi kulit, asfiksia, dan berbagai reaksi alergi lainnya.

Munoz ingat bahwa kentang yang sebelumnya ia pegang telah disemprot dengan pestisida yang dilarang beberapa tahun setelah ia pertama kali didiagnosis menderita sensitivitas kimia.

Ia yakin bahwa pestisida itulah yang memicu kelainan pada tubuhnya dan seiring berjalannya waktu, reaksinya pada bahan kimia semakin buruk hingga ia juga didiagnosis dengan 2 kondisi lainnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI