Dia mengonsumsi obat penghilang rasa sakit yang kuat, tetapi menderita efek samping termasuk kehilangan nafsu makan dan sakit kepala. "Tanpa obat-obatan, saya tidak akan bisa berjalan atau pergi bekerja," kata Grace, yang meski telah mengonsumsi 12 tablet sehari dan tidur selama 18 jam tetapi masih kerap merasa lelah.
PASCA STROKE
Sejak serangan itu, Grace merasa seperti wanita berusia 90 tahun. Ia harus berjuang melawan depresi. "Ini telah mengubah kepribadian saya," katanya.
Salah satu bagian tersulit adalah melihat teman-temanmu melanjutkan kehidupan normal mereka, sementara dia sendiri menderita. "Aku merasa seperti tubuhku mengkhianatiku. Aku sangat marah dan kesal, terbaring di tempat tidur rumah sakitku dan menangis. Aku bertanya, 'kenapa aku?' dan 'apa yang sudah saya lakukan sehingga harus mengalami ini?'"
KONTRASEPSI DAN RISIKO STROKE
Grace kemudian mengetahui bahwa dia memiliki mutasi gen yang membuatnya lebih rentan terhadap pembekuan darah, dan karena itu berisiko terkena stroke. Dan, pil kontrasepsi yang rutin dikonsumsinya sejak remaja ternyata meningkatkan risiko pembekuan darah, demikian dikatakan dokter yang menangani Grace waktu itu.
Baca Juga: Gemetar dan Menangis, Penelanjang Sejoli di Tangerang Minta Ampun
"Saya membaca brosur pil kontrasepsi yang menyebut-nyebut soal trombosis, tetapi saya tidak tahu apa itu. Dan katanya, hal itu hanya terjadi pada 1 di antara 5 juta perempuan, membuat saya mengabaikannya," kata Grace.
Risiko stroke akibat menggunakan kontrasepsi memang sangat rendah, kata Esmee Russell, Head of Prevention and Campaigns di Stroke Association. "Tetapi beberapa jenis kontrasepsi berbasis hormon, seperti pil, memiliki peningkatan risiko," jelasnya. "Ini karena mereka bisa meningkatkan risiko pembentukan bekuan darah."
"Risiko stroke harus diperiksa dengan teliti sebelum Anda mengonsumsi pil kontrasepsi," Russell melanjutkan.
STROKE DAPAT TERJADI DI SEMUA USIA
"Hanya mitos yang bilang stroke hanya terjadi pada orang yang lebih tua. Siapa pun dapat mengalami stroke dan itu dapat terjadi tiba-tiba tidak peduli berapa usia Anda."
The Stroke Association menganjurkan untuk menerapkan sebuah tes yang dapat membantu menemukan tanda-tanda peringatan dan menekankan pentingnya bertindak cepat untuk membantu penderita stroke.
Baca Juga: Aldi Eks CJR Anggap Pacaran Itu Negatif
WAJAH: Bisakah orang itu tersenyum? Apakah mulut atau mata mereka terkulai?
LENGAN: Bisakah orang itu mengangkat kedua lengannya?
BICARA: Bisakah orang tersebut berbicara dengan jelas dan mengerti apa yang Anda katakan?
WAKTU: Segera cari bantuan atau pertolongan ke rumah sakit.