Suara.com - Anda tentu pernah mendengar anggapan bahwa mengonsumi makanan mengandung micin, alias MSG, alias penyedap rasa terlalu sering bisa menurunkan kecerdasan. Namun benarkah demikian?
Dalam seminar "Membedah Hoax Kesehatan" yang digelar oleh Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Jakarta, Sabtu (31/3/2018), dr Vidie Aseanto Tanessia menyatakan bahwa informasi ini adalah hoaks alias informasi bohong! Ia menegaskan, konsumsi micin tidak akan menyebabkan penurunan kecerdasan pada seseorang.
"Apalagi kalau dikonsumsi dalam batas yang wajar. Itu tidak akan menyebabkan kebodohan, informasi ini tergolong hoaks," ungkap sang dokter.
Dalam paparannya mengutip hasil riset "A Safety Standards Australia New Zealand", dr Vidie pun menyatakan, rata-rata jumlah micin yang dikonsumsi masyarakat hanya 0.5 mg, yang tergolong sangat sedikit. Batas konsumsi MSG sendiri adalah 60 mg per kilogram berat badan.
Baca Juga: Sanchez Bikin Gol, MU Hajar Swansea di Old Trafford
"Jadi, misalkan berat badannya 50 kg, maka dosis maksimalnya adalah 50 x 60 = 3.000 miligram per hari. Kalau satu mangkuk bakso kandungan vetsinnya 0.5 mg itu masih jauh dibawah batas wajar jadi masih aman," ungkapnya.
Vidie pun berpesan agar masyarakat tak terlalu mudah mempercayai informasi kesehatan yang tak jelas sumbernya. Selain itu, ia meminta masyarakat agar lebih rajin mencari literatur atau penelitian ilmiah jika mendapatkan informasi kesehatan yang meragukan.
"Awalnya kan vetsin atau MSG ini disebut berbahaya karena menyebabkan pengunjung restoran chinese food di California mengalami pusing dan mual-mual. Informasi ini merebak di tahun 1960-an dengan sebutan Chinese Restaurant Syndrome (CRS). Aduan tersebut kemudian diteliti, tetapi sampai sekarang belum ada penelitian resmi yang menyatakan kalau MSG sebagai penyebab CRS," tandasnya.