Studi: Anak - anak Diberi Dosis Antibiotik Tak Wajar

Kamis, 22 Maret 2018 | 19:45 WIB
Studi: Anak - anak Diberi Dosis Antibiotik Tak Wajar
Ilustrasi anak makan obat antibiotik. (Sumber: Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah studi berskala global yang dilakukan oleh Pediatric Infectious Diseases Society menemukan fakta bahwa anak yang dirawat di rumah sakit kerap diresepkan obat-obatan secara tidak wajar, termasuk antibiotik.

Sesuai penelitian, anak-anak yang dirawat di rumah sakit telah diberi resep antibiotik sepertiga lebih banyak dari yang diperlukan.

Lebih lanjut studi ini juga menemukan bahwa sebagian besar resep pencegahan atau profilaksis menyertakan resep antibiotik spektrum luas yang dapat mempercepat perkembangan masalah resisten antibiotik dan segala macam infeksi yang berisiko resisten terhadap obat.

"Pola dan tingkat resep profilaksis yang tinggi ini menunjukkan penggunaan antibiotik yang berlebihan. Mudah-mudahan, hasil studi kami akan membantu meningkatkan kesadaran di kalangan profesional kesehatan tentang pemberian antibiotik yang tepat pada anak-anak," kata penulis penelitian, Markus Hufnagel dilansir Zeenews.

Baca Juga: Tiga Cara Mudah Pangkas 200 Kalori Harian Anda

Studi ini merangkum pemberian resep antibiotik untuk sekitar 6.818 anak-anak yang dirawat inap di 226 rumah sakit anak selama satu hari dan berasal dari 41 negara.

Studi yang dilakukan pada 2012 lalu menunjukkan dari 11.899 resep antibiotik yang diberikan, 28,6 persen diantaranya adalah antibiotik profilaksis.

Lebih lanjut, dalam 36,7 persen kasus, dua atau lebih antibiotik sistemik diresepkan pada waktu yang bersamaan.

Pola-pola ini, kata Hufnagel, bertentangan dengan rekomendasi umum tentang penggunaan antibiotik yang lebih mengutamakan penggunaan antibiotik spektrum sempit untuk periode yang lebih pendek agar dapat membatasi perkembangan resistensi antibiotik.

Penelitian ini telah dipublikasikan dalam Jurnal Pediatric Infectious Diseases Society.

Baca Juga: Jokowi: Umat Islam Jangan Terjebak Fitnah dan Hasutan Kebencian

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI