Suara.com - Bagi Anda yang sedang mengalami keluhan batuk yang tak berujung sembuh hingga lebih dari dua minggu, maka waspadai risiko TBC atau tuberkulosis. Disampaikan Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI, dr. Anung Sugihantono, M. Kes, batuk adalah gejala khas yang mudah dikenali dari infeksi Mycobacterium tuberculosis disertai keringat dingin tanpa penyebab jelas, demam, hingga nafsu makan menurun.
Hasil survei yang dilakukan WHO dan Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa jumlah penderita TBC di Indonesia diperkirakan mencapai 1.020.000 jiwa. Sayangnya, baru sekitar 400-500 ribu penderita TBC yang telah mendapatkan pengobatan hingga sembuh.
"Penyakit ini ditularkan melalui udara, percikan ludah, dan dahak yang dikeluarkan. Oleh karena itu, pemerintah melakukan pemberantasan TBC dengan singkatan TOS: temukan, obati, sampai sembuh," ujar Anung pada temu media peringatan TBC di Stasiun Kota, Jakarta, Rabu (21/3/2018).
Salah satu pencegahan penularan TBC ini, kata Anung, bisa dengan menggunakan masker saat batuk dan ketika berada di ruang publik seperti stasiun, terminal, pasar dan lainnya. Penggunaan masker, katanya, efektif mencegah penularan puluhan ribu kuman ke orang lain.
Baca Juga: Diet 5:2 Bagus Untuk Penderita Jantung?
"Berbagai penelitian menunjukkan bahwa ada puluhan ribu kuman yang terlontar saat seseorang bersin dan batuk. Ini yang jadi potensi penularan. Idealnya memang semua masyarakat bisa menggunakan masker sebagai upaya pencegahan. Apabila belum, maka ketika akan batuk disarankan untuk menutup mulut dengan tisu atau sapu tangan," tambah dia.
Lama pengobatan TBC sendiri, kata Anung, berlangsung antara 6-8 bulan. Durasi yang cukup panjang ini membuat banyak penderita TBC mengalami putus obat dan berkembang menjadi TB resisten.