Suara.com - Diet 5:2 adalah sebuah metoda diet yang terdiri dari makan normal selama 5 hari dan 2 hari berikutnya makan dengan pembatasan kalori hingga 500-600 kalori per hari.
Sebuah studi yang dilakukan University of Surrey dan King's College London mengklaim bahwa diet 5:2 mampu membersihkan lemak dari darah lebih cepat setelah makan banyak dibandingkan diet rendah kalori yang lebih sederhana, sehingga mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.
Namun, studi di atas ternyata hanya dilakukan pada 41 orang sehingga tidak signifikan secara statistik.
Dalam penelitian tersebut, para peneliti membagi peserta yang semuanya kelebihan berat badan dengan pembagian 24 orang mengikuti diet 5:2 dan 17 orang sisanya mengikuti diet rendah kalori tradisional.
Baca Juga: Temuan Sampah Kulit Kabel, Polisi Tunggu Laporan Pemprov DKI
Mereka yang diet 5:2 diberi empat menu makanan yang menyediakan sekitar 25 persen dari perkiraan kebutuhan kalori mereka. Mereka memakannya selama dua hari berturut-turut, dan pada lima hari yang tersisa mereka bisa makan apa pun yang mereka inginkan tetapi disarankan untuk membuat pilihan yang sehat.
Sedangkan para responden yang mengikuti diet tradisional disarankan untuk mengkonsumsi 600 kalori lebih sedikit daripada yang biasa mereka santap, namun mereka dapat memilih apa pun yang mereka mau makan.
Para peneliti menemukan bahwa tidak ada perbedaan nyata baik jumlah berat badan yang hilang atau waktu yang dibutuhkan untuk menurunkan berat badan tersebut.
Dari 41 peserta, 27 orang mencapai target penurunan berat badan sebesar 5 persen, terdiri dari 15 orang yang melakukan diet 5:2 dan 12 orang yang melakukan diet tradisional.
Rata-rata mereka yang melakukan diet 5:2 kehilangan 5,4 persen dari berat badan mereka, dan orang yangu diet rendah kalori hanya kehilangan 5 persen.
Baca Juga: Film Revan & Reina Banyak Saingan, Irsyadilla Tetap Optimistis
Dibutuhkan waktu diet rata-rata 59 hari untuk mencapai target penurunan berat badan 5 persen pada mereka yang diet 5:2, sedangkan waktu yang dibutuhkan pada diet rendah kalori adalah 73 hari.
Meski begitu, hasil penelitian di atas tetaplah tidak dapat menegaskan apakah diet 5:2 benar-benar dapat bermanfaat untuk penderita penyakit jantung atau tidal. Satu-satunya hasil penelitian yang menunjang adalah kadar lemak trigliserida yang berkurang setelah makan pada orang yang melakukan diet 5:2.
Hasil lainnya, dianggap hanya memiliki perbedaan yang sangat kecil sehingga tidak dapat dianggap signifikan, demikian seperti dilansir dari The Independent.
Diet 5:2 sendiri mulai dikenal sejak awal tahun 2010, yang meski terbukti mampu menurunkan berat badan dengan cepat, namun diyakini bukan merupakan cara yang baik bagi orang untuk belajar tentang nilai gizi makanan.
Menurut ahli gizi Harley Street, Rhiannon Lambert, kepada The Independent, diet 5:2 dapat memicu orang untuk makan tidak teratur.
“Diet ini hanya mendorong penurunan berat badan, bukan kesehatan,” Lambert menjelaskan.
“Penelitian menunjukkan bahwa membatasi makanan justru akan menyebabkan perilaku makan berlebihan. Jika Anda hanya membatasi kalori selama dua hari, Anda berisiko menyantap makanan apapun pada hari-hari yang diizinkan, dan memicu pola makan yang tidak sehat," katanya.
Yang terbaik adalah fokus pada apa yang dibutuhkan tubuh Anda dalam hal nutrisi.
"Buatlah pilihan makanan yang lebih sehat, dengan begitu Anda tidak perlu menghitung berapa kalorinya," kata Lambert, penulis buku Re-Nourish: A Simple Way to Eat Well.