Hati-Hati, Depresi Bisa Bikin Anda Jadi Pelupa

Vania Rossa Suara.Com
Selasa, 20 Maret 2018 | 14:15 WIB
Hati-Hati, Depresi Bisa Bikin Anda Jadi Pelupa
Seorang perempuan alami depresi. [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Orang yang menderita depresi mungkin mengalami kesulitan membedakan antara ingatan yang serupa, demikian hasil sebuah penelitian baru-baru ini.

Para peneliti dari Universitas Brigham Young di Utah, Amerika Serikat, mengeksplorasi apakah ada korelasi antara gangguan depresi dan memori.
Gangguan memori terjadi ketika seseorang menemukan diri mereka sendiri tidak dapat sepenuhnya menerima informasi baru karena kenangan masa lalu atau pikiran.

Profesor Donald Shelton dan Profesor Brock Kirwan dari Departemen Psikologi Universitas Brigham Young melakukan tes pemisahan pola terhadap 98 orang dewasa.

Para peserta juga harus mengisi kuesioner yang menilai tingkat depresi dan kecemasan mereka, di samping berbagai aspek kehidupan mereka seperti kualitas tidur dan seberapa banyak mereka berolahraga.

Baca Juga: Jual Senjata di Gaza, Pegawai Konsulat Prancis Ditahan Israel

Para peneliti kemudian mencatat bahwa mereka yang memiliki skor depresi lebih tinggi cenderung mendapatkan skor yang lebih rendah pada tes pemisahan pola.

Tes pemisahan pola terdiri dari serangkaian objek di layar komputer yang harus dikenali oleh peserta, beberapa di antaranya sudah pernah mereka lihat dan yang lainnya belum pernah mereka lihat.

Responden dengan tingkat depresi yang lebih tinggi ternyata harus berjuang keras untuk membedakan antara objek serupa.

Namun, ini tidak berarti bahwa mereka menderita amnesia.

"Ada dua area di otak Anda di mana tumbuh sel-sel otak baru," jelas Kirwan. Salah satunya adalah hippocampus yang terlibat dalam proses memori.

Baca Juga: BKPM: Proyek Kereta Api Makassar-Parepare Butuh Capex Rp1 Triliun

"Dan ternyata, pertumbuhan sel-sel otak baru ini menurun pada kasus depresi," katanya

Para peneliti berharap bahwa temuan ini kelak dapat mengarah pada perawatan yang lebih baik untuk orang-orang yang mengalami depresi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI