Suara.com - Salah satu jenis olahraga yang populer belakangan ini adalah lari. Hal ini terlihat dari meningkatkan komunitas lari yang ada di kota-kota besar di Indonesia.
Selain membuat tubuh semakin fit, olahraga lari ternyata juga efektif dalam mencegah penyakit gagal jantung. Disampaikan Dokter spesialis penyakit jantung RS Siloam Buton, dr. Firman Leksmono, Sp.JP FIHA gejala umum gagal jantung yang paling sering dikeluhkan adalah napas terasa pendek atau sesak napas terutama saat berbaring terlentang atau usai beraktivitas berat.
"Sering terbangun tengah malam karena sesak napas, cepat capek, bengkak pada perut dan kaki, dan beberapa gejala lain yang tidak terlalu spesifik, termasuk gejala umum gagal jantung," ujar Firman dalam siaran persnya, Senin (12/3/2018).
Baca Juga: Serangan Jantung Lebih Berbahaya Saat Terjadi di Akhir Pekan
Ia menambahkan, jalan terbaik untuk mencegah gagal jantung adalah menjalani hidup sehat dan deteksi dini. Lebih spesifik lagi, selain menjaga pola makan, rutin berolahraga 30 menit sebanyak tiga hingga empat kali seminggu merupakan cara terbaik menghindari penyakit gagal jantung.
Adapun olahraga yang dianjurkan bagi kesehatan jantung yakni berlari, jogging, renang, dan bersepeda, serta kebiasaan yang perlu dihindari antara lain merokok dan konsumsi minuman beralkohol.
"Kalau kita rajin berolahraga pembuluh darah di jantung kita akan tumbuh banyak, sehingga pada saat kita serangan jantung di pembuluh darah A maka pembuluh darah lainnya bisa menyuplai pembuluh darah yang buntu," tambah dia.
Setiap tahun diperkirakan 17,5 juta orang meninggal akibat penyakit kardiovaskular, yang berkontribusi terhadap 31 persen kematian di dunia. Data yang dihimpun menunjukkan jumlah penderita gagal jantung di seluruh dunia diperkirakan sebanyak 23 juta orang.
Baca Juga: Habibie Sakit Jantung, Jokowi akan Kirim Dokter Kepresidenan
"Gagal jantung juga menghabiskan dana perawatan yang cukup tinggi di beberapa negara termasuk Indonesia. Dari data BPJS sendiri pada tahun 2016 pembiayan penyakit katastropik salah satunya penyakit jantung mencapai hampir Rp14,6 triliun," tambah dia.
Selain itu, deteksi dini gagal jantung juga harus dilakukak masyarakat secara rutin. Ia mengatakan di rumah sakit Siloam Buton telah dilengkapi dengan alat medis tes darah, pemeriksaan Elektrokardiogram (EKG) dan pemeriksaan Ekokardiogram untuk mendeteksi dini penyakit gagal jantung.
"Termasuk penanganan UGD bagi pasien gagal jantung akut atau sesak napas hebat bisa ditangani. Bagi pasien dengan kondisi berat akan langsung rawat ke ICU. Kami monitor selama dua hingga tiga hari serta rawat jalan dan dikontrol terus oleh dokter jantung,” jelasnya.