Inikah Akibat Terlalu Sering Menggunakan Cotton Bud?

Jum'at, 09 Maret 2018 | 15:01 WIB
Inikah Akibat Terlalu Sering Menggunakan Cotton Bud?
Ilustrasi perempuan menggunakan cotton bud. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang audiolog asal Leicester bernama Neel Raithatha, menghabiskan waktu selama 10 menit untuk mengambil gumpalan kotoran berwarna kuning dari telinga pasiennya.

Audiologi sendiri adalah cabang ilmu yang mempelajari segala hal tentang indra pendengaran, yaitu tentang cara mengukur kepekaan serta sebab-sebab yang menimbulkan gangguan pada telinga dan cara mengatasi gangguan tersebut.

Prosedur pengambilan kotoran di telinga biasanya tak memakan waktu hingga 10 menit. Tapi untuk kasus yang satu ini, Raithatha tak bisa mengambil gumpalan kotoran itu dengan metode disedot.

Sebaliknya, Raithatha harus menggunakan alat seperti hook telinga untuk mengikis kotoran yang sudah memadat.

Baca Juga: Lelaki Ini Ungkap Bahaya Naik Motor Sembari Pakai Jaket Terbalik

"Klien ini cukup keras kepala dan memiliki masalah karena kotoran telinga. Tak ada risiko kesehatan yang serius, hanya saja pendengarannya dapat sangat terpengaruh sehingga ia kesulitan mendengar suara lingkungan yang penting, seperti suara lalu lintas," kata Raithatha kepada MailOnline.

Earwax atau disebut juga dengan serumen, adalah kotoran telinga yang sebenarnya sehat jika dalam porsi normal. Earwax memiliki fungsi melindungi telinga dari partikel asing seperti debu, sebagai lubrikasi dan antibakteri.

Pada kasus normal, kotoran telinga biasanya jatuh sendiri, namun dalam beberapa kasus lainnya, hal ini bisa menjadi penghambat pendengaran.

"Seluruh prosedur memakan waktu 10 menit, yang jarang terjadi. Biasanya hanya butuh dua atau tiga menit. Ini tentu saja kasus terburuk masalah kotoran telinga yang pernah saya lihat, dan pasien terkejut dengan berapa banyak yang keluar,"

Kata Raithatha, ia percaya hal ini terjadi karena pasien menggunakan cotton bud selama bertahun-tahun yang mendorong kotoran masuk lebih jauh ke dalam saluran telinganya.

Baca Juga: Mulai 1 Maret 2018, Kemenhub Umumkan Bandara Kertajati ke Dunia

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI