Suara.com - Ternyata, peran ayah sangat berpengaruh dalam kesehatan anak. Setidaknya, begitulah kesimpulan yang diambil dari hasil studi yang dilakukan Binghamton University, di New York. Para peneliti menemukan bahwa dalam kondisi keluarga yang kurang harmonis, anak yang dekat dengan ayah cenderung tumbuh lebih sehat dibanding anak yang tak pernah merasakan pola asuh ayah.
Menurut Profesor Ekonomi di Binghamton University, Salomon Polachek, untuk mendapatkan temuan ini, ia bersama tim peneliti lainnya melakukan analisis terhadap data penelitian Fragile Families and Child Wellbeing (FFCW) yang melibatkan 715 keluarga di mana anak hanya dibesarkan oleh ibu.
Peneliti menemukan, ayah yang merasa mirip dengan anaknya akan sering pulang hanya untuk mengasuh anaknya. Studi menyebut, para ayah itu akan menghabiskan 2,5 hari lebih banyak dalam satu bulan untuk bersama buah hatinya. Hal ini tak terjadi pada ayah yang merasa tidak memiliki kemiripan dengan keturunannya.
"Ayah yang merasa mirip dengan anak mereka akan lebih yakin bahwa itu memang keturunannya, sehingga mereka mau menghabiskan lebih banyak waktu dengan buah hatinya," ujar Polachek.
Baca Juga: Rumah Gerakan 98 Kecam Penolakan Tahanan Rumah bagi Ba'asyir
Kedekatan dengan ayah, tambah dia, memang berimplikasi dalam meningkatkan kesehatan anak, terutama bagi pasangan yang mengalami perceraian. Menurut Polachek, anak yang lebih dekat dengan ayah cenderung lebih sehat karena sebagian besar ayah memang ingin memberikan yang terbaik bagi buah hatinya.
"Alasan utamanya adalah kunjungan ayah yang lebih sering untuk merawat anaknya akan berdampak pada terpenuhinya kebutuhan kesehatan dan ekonomi anak-anak," tandasnya.