Suara.com - Riset Kesehatan Dasar 2013 menunjukkan bahwa prevalensi kanker tertinggi didominasi oleh kanker paru, kanker payudara, dan kanker serviks, namun kabar baiknya, jenis kanker yang mendominasi tersebut dapat diobati dengan persentase keberhasilan sebesar 43 persen.
Disampaikan spesialis kanker RS Siloam Semanggi, Dr. Jeffrey B Tenggara, SpPD, KHOM., pengobatan paling mudah melawan kanker adalah melakukan pencegahan melalui deteksi dini.
"Meskipun kanker dapat diobati, namun dalam prosesnya membutuhkan biaya dan waktu yang tidak sedikit. Satu hal yang harus selalu kami ingatkan adalah lakukan deteksi dini dalam periode yang berkesinambungan. Misalnya pencegahan suntik vaksin untuk cegah kanker serviks dan hepatitis," ujar Jeffrey dalam keterangan resmi yang diterima Suara.com, Selasa (27/2/2018).
Jeffrey menambahkan, apabila kanker ditemukan dalam fase stadium dini, tim dokter dapat melakukan penanganan pengobatan secara maksimal.
Baca Juga: Berenang di Laut, Sandiaga: Sebentar, Enak Bro Kencing di Sini...
"Deteksi dini kanker sangat bermanfaat. Apabila ditemukan bakal calon kanker pada tubuh, persiapan pengobatan akan semakin mudah. Beda penanganan apabila pasien datang setelah menderita kanker secara akut," imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, dr. Niken Wastu Palupi selaku Kasubdit Penyakit Kanker dan Kelainan Dalam Kementerian Kesehatan, menyampaikan bahwa pihak Kementerian Kesehatan sejak 2012 telah meluncurkan kampanye CERDIK, yaitu kampanye sederhana guna mencegah timbulnya gangguan berbagai penyakit dalam, termasuk kanker.
Niken menjelaskan, CERDIK merupakan singkatan dari Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet sehat dengan kalori seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stres.
"Jika CERDIK dijalankan dengan baik, maka dapat mengurangi risiko terkena kanker," tandas Niken.
Baca Juga: Tolak Chelsea untuk Gabung MU, Lukaku: Tak Ada Penyesalan