Fisik Anda Akan Begini saat Anda Patah Hati

Senin, 19 Februari 2018 | 12:00 WIB
Fisik Anda Akan Begini saat Anda Patah Hati
Ilustrasi patah hati. (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pernah merasa begitu lelah dan mual setelah Anda mengalami putus cinta? Anda mungkin bertanya-tanya apa yang menyebabkan hal ini terjadi. Ya, putus cinta bukan hanya membuat Anda begitu merasa dikecewakan, tapi juga bisa mengorbankan fisik Anda.

Sayangnya, kata Ronald A. Alexander, seorang psikoterapis di California dan Colorado, hal itu sering diabaikan.

"Anda tidak sendiri jika saat pergi ke tempat tidur, Anda merasa ditarik dari dunia. Hati yang patah bisa meninggalkan perasaan seolah-olah mereka telah kehilangan kemudi dari kapal milik mereka. Menangis dan terisak biasa terjadi, begitu juga perasaan melankolis, tapi ada juga gejala fisik yang bisa menyertainya," kata Alexander.

Berurusan dengan patah hati, setidaknya pada tahap awal, sering menimbulkan malapetaka pada jadwal tidur Anda.

Baca Juga: Warganet Patah Hati, Aura Kasih Berenang Bareng Irfan Bachdim?

"Gangguan tidur seperti insomnia, biasa terjadi saat Anda baru mengalami," kata Alexander.

Stres akibat perpisahan dapat membuat Anda gelisah, mengganggu proses biologis yang biasanya membantu Anda tertidur di penghujung hari.

"Bila Anda menderita patah hati, sangat sulit untuk menenangkan pikiran, menutupnya dan beristirahat," katanya.

Kegelisahan dan peningkatan palpitasi jantung, menurut dia, sering berjalan seiring saat patah hati juga.

Ilustrasi virtual image jantung dengan kardiogram. (Shutterstock)

Baca Juga: Sedihnya, Anjing Ini Mati karena Patah Hati

"Penting untuk diketahui bahwa kesedihan dan kekecewaan hati yang patah bisa menendang dan membanjiri sistem saraf. Sangat normal jika seseorang mengalami jeadaan hypoarousal ini, karena pemicunya adalah perasaan kehilangan," ujar dia.

Dan dalam beberapa kasus ekstrim, perpisahan bisa menyebabkan gejala seperti serangan jantung. Sindrom patah hati atau kardiomiopati Takotsubo. Seperti yang pertama kali dijelaskan dalam literatur medis Jepang di tahun 1990an adalah kondisi jantung sementara yang terlihat dan terasa seperti serangan jantung dan seringkali disebabkan oleh situasi yang penuh tekanan, seperti kematian orang yang dicintai atau perpisahan.

Sementara itu, Harmony Reynolds, seorang ahli jantung di New York University Langone Medical Center, mengatakan bahwa sindrom patah hati didiagnosis pada sekitar 1 sampai 2 persen pasien yang datang ke rumah sakit dengan gejala serangan jantung.

Dia menjelaskan bahwa gejalanya meliputi, perubahan elektrokardiogram dan tes darah orang dengan sindrom patah hati, mirip dengan pasien serangan jantung biasa, meski arteri jantung tetap terbuka (pada serangan jantung yang khas, arteri tersumbat).

Penderita sindrom patah hati juga memiliki kelainan fungsi jantung yang luas selama kejadian tersebut. Di antaranya adalah kerusakan otot jantung sepenuhnya pada orang yang selamat, selama berminggu-minggu sampai berbulan-bulan.

"Sayangnya, pasien yang telah mengalami sindrom patah hati akan terus mengalami peningkatan risiko penyakit jantung dan kejadian stroke," ujar Reynolds. [Huffingtonpost]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI