Obat Mengandung DNA Babi, BPOM: Kami Tidak Kecolongan

Senin, 05 Februari 2018 | 15:04 WIB
Obat Mengandung DNA Babi, BPOM: Kami Tidak Kecolongan
Konferensi Pers BPOM terkait Perkembangan Kasus Pelanggaran Produk Viostin DS dan Enzyplex yang mengandung DNA Babi di Jakarta, Senin (5/2/2018). (Suara.com/Risna Halidi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM, Penny Lukito, mengaku tak kecolongan dengan adanya kasus obat mengandung DNA babi pada produk Viostin DS dan Enzyplex.

"Saya tidak merasa kecolongan, Badan POM tidak kecolongan. Karena kami sudah melakukan tugas sebagai badan pengawasan. Ini juga didapatkan karena kami melakukan tugas pengawasan," katanya saat konferensi pers di Aula Gedung C BPOM, Jakarta Pusat, Senin, (5/2/2018).

Penny menjelaskan, BPOM selalu melakukan tugas pengawasan obat dan makanan secara komprehensif baik saat sebelum beredar atau pre-market dan setelah beredar atau post-market.

Kata dia, kedua perusahaan tersebut telah menyampaikan ketidakkonsistenan informasi data pre-market dengan hasil pengawasan post-market.

Baca Juga: Setop Makan Junk Food, Perempuan Ini Alami Perubahan Menakjubkan

Pada data yang diserahkan ke BPOM, perusahaan mengaku menggunakan bahan baku bersumber dari hewan sapi. Namun hasil uji pengawasan di lapangan post-market berubah dan menunjukkan bahwa kedua produk tersebut mengandung DNA babi.

BPOM sebenarnya telah memberikan waktu kepada dua perusahaan untuk memperbaiki kandungan dalam obat sejak tahun kemarin.

Pada kasus Viostin DS misalnya, produsen obat Viostin DS, PT. Pharos Indonesia telah melakukan penarikan sejak akhir November 2017. Namun lagi-lagi BPOM menemukan kandungan DNA babi pada produk tersebut.

"Kami sudah mencabut izin edar Viostin DS dan Enzyplex," kata Penny.

Ia mengimbau masyarakat yang masih menemukan kedua produk tersebut yang mengandung DNA babi untuk segera melapor ke Badan POM RI ke Halo BPOM di nomor telepon 1-500-533.

Baca Juga: Puncak Longsor, Kendaraan dari Jakarta Dialihkan ke Sukabumi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI