Suara.com - Meski menggendong merupakan tradisi yang kerap dilakukan secara turun temurun, dokter spesialis anak Miza Dito Afrizal, BMedSci, Mkes mengatakan bahwa masih banyak orangtua yang salah melakukannya.
Dalam peluncuran Baby Carrier Haniem 9+ di Jakarta, Jumat (26/1/2018), dr Miza menjelaskan bahwa beberapa kesalahan tersebut antara lain orangtua sering menggendong anak menghadap ke depan sebelum bayi siap. Sebaiknya kata dia, ketika menggendong pastikan bayi menghadap ke orangtua.
"Kita nggak tahu apa yang dilihatnya ketika menghadap depan karena tidak terawasi. Takutnya trauma atau ketakutan tertentu. Sebisa mungkin menghadap ke kita saja," ujar dr Miza.
Kesalahan kedua yang kerap dilakukan orangtua saat menggendong adalah membuat kaki bayi bergoyang bebas. Hal ini dapat memicu risiko Hyps Dysplasia yakni perkembangan tidak normal dari persendian pangkal pada sehingga tulang paha terlepas.
"Anak juga tidak akan nyaman ketika digendong dalam posisi ini," tambah dia.
Ia juga mengingatkan agar orangtua tidak menggendong saat bayi dibedong secara kuat karena dikhawatirkan dapat membuat kaki anak mengalami kelainan.
"Bedong tujuan utama menghangatkan. Orang nanti mikirnya nanti kaki bayi bengkok, padahal kakinya bayi harus bengkok. Kalau anak kakinya lurus malah ada yang salah dari dia," lanjut dia.
Lalu bagaimana cara yang benar saat menggendong bayi? Dokter Miza mengatakan, pada bayi yang baru lahir, topang kepala bayi dengan baik karena otot leher bayi masih lemah selama tiga bulan pertama.
"Pastikan tulang belakang tertumpu secara nyaman dan halus, tulang belakang bayi tidak bertumpu pada satu sisi, dan tulang ekor tidak menjadi tumpuan," jelasnya.