Metode Baru Tangkal Sel Kanker Hadir di Singapura

Kamis, 25 Januari 2018 | 17:02 WIB
Metode Baru Tangkal Sel Kanker Hadir di Singapura
Metode baru tangkal sel kanker. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para dokter dan ilmuwan terus berlomba dengan waktu untuk mendapatkan metode terbaik dalam menangkal dan membunuh sel kanker yang mematikan.

Menurut data dari Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan Kemenkes RI pada 2015 lalu, kanker merupakan penyebab ketujuh kematian di Indonesia. Dan badan kesehatan dunia (WHO) telah memprediksi jumlah penderita kanker di Indonesia akan meningkat hingga tujuh kali lipat pada 2030 nanti. 

Secara garis besar, terdapat empat tipe pengobatan kanker yaitu operasi, terapi radiasi, kemoterapi dan terapi hormon.

Dari keempat tipe pengobatan tersebut, kemoterapi adalah metode yang paling umum dilakukan pada pasien kanker karena sangat ampuh dalam menyasar sel kanker yang sudah menyebar.

Baca Juga: Iqbal Ramadhan Rayu Vanesha Prescilla, Warganet Baper

Ilustrasi sel kanker. [Shutterstock]

Tapi sayangnya, metode kemoterapi juga dapat membunuh sel normal yang sehat selain sel kanker sehingga menimbulkan efek samping seperti kebotakan dan neutropenia.

"Kemoterapi juga bisa membunuh sel-sel normal. Padahal sel-sel kanker pertumbuhannya jauh lebih cepat daripada sel normal. Maka dari itu para dokter mencari cara terapi yang lebih baik," kata ahli Onkologi dan Konsultan Spesialis dari The Cancer Centre, SMG, Dr. Wong Seng Weng saat ditemui Suara.com di Jakarta, Rabu, (24/1/2018).

Namun Dr. Weng juga datang dengan kabar baik tentang metode baru di bidang medis yang diklaim mampu membedakan antara sel kanker dan sel normal yang sehat dalam tubuh.

Metode tersebut diberi nama Immunotherapy dan Targeted Therapy.

Baca Juga: Banjir Tawaran Job, Mpok Alpa Sampai Kebingungan

Immunotherapy, kata Dr. Weng, adalah metode pengobatan terbaru yang dapat mengungkap mana sel kanker dan mana sel normal yang sehat. "Ibarat serigala berbulu domba, pengobatan ini bisa membidik sel kanker yang seringkali bersembunyi di balik sel normal," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI