Ada Bantal Pintar Agar Bayi Tak Miliki Kepala Peyang

Kamis, 25 Januari 2018 | 11:45 WIB
Ada Bantal Pintar Agar Bayi Tak Miliki Kepala Peyang
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ada kabar gembira bagi ibu yang kerap khawatir dengan masalah sindrom kepala datar atau peyang pada bayi. Karena dalam waktu dekat, sekelompok peneliti dari Korea Selatan akan meluncurkan produk yang mereka klaim sebagai bantal pintar.

Sindrom kepala datar sendiri terjadi karena kepala bayi memiliki tengkorak yang sangat mudah ditempa. Akibat menerima tekanan konstan pada bagian tertentu, kepala bayi yang baru lahir bisa berbentuk tak proposional atau biasa disebut peyang.

Kepala peyang memang tak memiliki dampak atau bahaya khusus pada perkembangan otak. Namun kondisi tersebut dianggap kurang estetis karena bentuk kepala menjadi asimetris. 

Nah kalau sudah begitu, ibu baiknya melakukan tindakan sederhana dengan menempatkan sang buah hati dalam posisi kepala yang berbeda sepanjang hari. 

Untuk memudahkan ibu, peneliti dari Korea Selatan telah mengembangkan bantal pintar yang dapat mencegah dan bahkan memperbaiki kasus sindrom kepala datar ringan pada bayi.

"Kami menemukan ide untuk membantu orangtua baru yang memang sangat membutuhkan tidur. Kami ingin membantu mereka bersantai dan beristirahat setidaknya saat bayi mereka tertidur," kata ilmuwan dari Institut Sains dan Teknologi Nasional Ulsan (UNIST) di Korea Selatan yang mengembangkan perangkat ini. 

Bantal ini dilengkapi dengan sistem kontrol volume udara yang canggih, serta sensor sentuhan lembut berbasis gambar. "Sensor sentuhan lembut telah diterapkan untuk memantau posisi kepala bayi baru lahir secara real time," kata Tae Hun Chung dari UNIST. 

Dengan sendirinya, bantal pintar ini akan mencoba mengganti posisi kepala bayi yang berbeda setiap 1 sampai 2 jam sekali. 

Nantinya, bantal ini akan dijual secara komersil sekaligus dikembangkan ke pasar perangkat medis.

"Perangkat ini sendiri pasti akan sangat membantu orangtua yang stres dengan membiarkan ibu memiliki waktu relaksasi, ini juga dapat membantu mencegah atau mengobati gejala depresi dan kecemasan pasca melahirkan," kata HyeWon Cho dari UNIST.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI