Pasien Fibrilasi Atrium Juga Berisiko Alami Stroke

Rabu, 24 Januari 2018 | 18:47 WIB
Pasien Fibrilasi Atrium Juga Berisiko Alami Stroke
Ilustrasi penyakit stroke. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Prevalensi Fibrilasi Atrium (FA) yang merupakan salah satu kasus aritmia yang paling sering didapatkan di klinik, jumlahnya terus meningkat hingga 1-2 persen dan akan terus bertambah dalam 50 tahun mendatang. FA sendiri adalah kondisi ketika serambi (atrium) jantung berdenyut dengan tidak beraturan dan cepat. Kondisi inilah, kata dr. Dicky Armein Hanafy, SpJP (K), FIHA, Ketua Indonesian Heart Rhythm Society Meeting (InaHRS), yang membuat penyakit stroke meningkat hingga 500 persen pada FA, mengingat dari 2,2 juta kasus FA di Indonesia, 40 persen di antaranya mengalami gejala stroke.

"FA bisa membuat terjadinya gumpalan darah yang mampu menyumbat pembuluh darah. Jika gumpalan darah ini menyumbat pembuluh darah otak, itu akan mengakibatkan stroke. Kelumpuhan dan kematian juga lebih tinggi daripada stroke akibat FA," ujarnya dalam Media Overview dan Outlook tentang Penyakit Aritmia di Indonesia 2018, Jakarta, Rabu (24/1/2018).

Sayangnya, lanjut dia, 80 persen pasien FA tidak menyadari gejala yang mereka rasakan, bahkan hampir tidak memiliki keluhan sama sekali. Hanya 20 persen pasien yang alami keluhan saat terdiagnosis FA.

Beberapa keluhan yang disadari maupun tidak adalah sesak nafas, nafas pendek, kesulitan melakukan olahraga dan beraktivitas. Selain itu bisa juga timbul gejala nyeri dan tidak enak di dada, pusing, pingsan, dan sering buang air kecil.

Baca Juga: Novanto Sedang Tulis Nama-nama terkait Korupsi E-KTP

Ilustrasi serangan jantung, dada sesak, nyeri dada. (Shutterstock)

"Gejala yang paling umum terjadi adalah kelelahan dan tak bertenaga. Tetapi ini juga jadi salah satu gejala yang sering tidak disadari sebagai FA," ujar dr Dicky.

FA merupakan suatu penyakit terkait umur (aging disease). Karena itu, meningkatnya presentase populasi usia lanjut di Indonesia, dari 7,74 persen di tahun 2000 menjadi 28,68 tahun 2050 menjadi salah satu faktor meningkatnya angka kejadian FA.

Dalam skala yang lebih kecil, hal ini juga tercermin pada data di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita yang menunjukkan bahwa persentase kejadian Fibrilasi Atrium pada pasien rawat selalu meningkat setiap tahunnya, yaitu 7,1 persen pada tahun 2010, meningkat menjadi 9,0 persen (2011), 9,3 persen (2012) dan 9,8 persen (2013).

Baca Juga: Apa Penyebab Asam Urat?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI