Suara.com - Seringkali orang mengaitkan postur tubuh pendek yang dimilikinya sebagai takdir. Apalagi jika mereka berkaca dari riwayat keluarga. Padahal disampaikan Ketua Bidang Ilmiah Persatuan Ahli Gizi Indonesia Dr. Atmarita MPH, stunting atau tubuh pendek bisa dicegah dan hanya sekitar 5-10 persen yang disebabkan oleh faktor genetik.
"Stunting bukan takdir. Contohnya Jepang. Dulu kan mereka terkenal masyarakatnya yang pendek, tapi coba lihat sekarang rata-rata orang Jepang tinggi-tinggi," ujar Atmarita pada peringatan Hari Gizi Nasional yang dihelat MCA Indonesia, Selasa (23/1/2018).
Pencegahan stunting, kata Atmarita seharusnya dimulai sejak perempuan menginjak usia remaja. Ketika kaum hawa cukup gizi sebelum dan saat hamil, Atmarita menambahkan, kondisi janin akan lahir dalam kondisi normal dari segi tumbuh dan kembangnya.
"Kalau saat konsepsi sudah baik, maka saat kehamilan diasumsikan kondisinya akan baik juga. Sebaliknya kalau usia 20 minggu bumil tidak ke layanan kesehatan dan mendapatkan tablet tambah darah maka dampaknya akan luar biasa ke janin yang dikandung," ujar dia.
Baca Juga: Bumil Bertubuh Pendek Bisa Alami Banyak Komplikasi
Atmarita pun meramalkan, jika saat ini jumlah bayi stunting masih banyak di Indonesia maka 18 tahun mendatang tinggi badan remaja Indonesia tidak akan mencapai optimal. Jika tinggi normal rata-rata perempuan mencapai 162 cm, maka 18 tahun mendatang tinggi rata-rata perempuan Indonesia hanya sekitar 153 cm.
"Kalau lelaki tinggi normalnya 175 cm, maka kalau jumlah bayi lahir pendek semakin banyak, 18 tahun mendatang rata-rata tinggi lelaki Indonesia hanya 162.5 cm," tandasnya.