Ibu Pendidikan Rendah Berpotensi Lahirkan Anak Stunting

Selasa, 23 Januari 2018 | 20:57 WIB
Ibu Pendidikan Rendah Berpotensi Lahirkan Anak Stunting
Ilustrasi anak bertubuh pendek atau stunting. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Selain pemenuhan asupan gizi, tingkat pendidikan sang ibu juga turut mempengaruhi peluang anak lahir bertubuh pendek atau stunting. Hal ini disampaikan Dr Atmarita MPH, Ketua Bidang Ilmiah Persatuan Ahli Gizi Indonesia pada peringatan Hari Gizi Nasional yang dihelat MCA Indonesia, Selasa (23/1/2018).

Berdasarkan data yang dihimpun Persagi 2013, ibu dengan pendidikan rendah berisiko melahirkan anak stunting sebesar 42.7 persen. Sementara ibu dengan pendidikan tinggi atau mengenyam pendidikan SMP hingga perguruan tinggi berisiko melahirkan anak stunting sebesar 33.8 persen.

"Jadi kalau di daerah terpencil atau perbatasan yang akses pendidikannya sulit, dan didukung faktor kemiskinan itu angka anak lahir stunting cenderung tinggi. Seperti yang terjadi di Asmat Papua, itu mereka memang daerahnya sulit dijangkau, ibu-ibu disana pendidikannya tergolong rendah sehingga kasus bayi kurang gizi dan stunting besar," ujar Atmarita.

Lebih lanjut ia mengatakan, untuk menekan jumlah bayi gizi buruk dan stunting diperlukan dukungan multisektor, tak hanya dari bidang kesehatan. Atmarita mencontohkan, sanitasi yang buruk di beberapa daerah turut menyumbang masalah gizi bagi balita dan anak-anak.

"Ada persoalan sanitasi yang butuh dukungan sektor lain dan ini perlu ditegakkan ramai-ramai. Stunting bukan takdir kok, bisa dicegah kalau semua bekerja sama memusnahkan kasus ini," tambah dia.

Atmarita pun mendorong pemerintah untuk melakukan pemantauan gizi secara berkala untuk melihat daerah mana yang dibutuhkan intervensi khusus demi menekan angka bayi gizi buruk dan stunting. Menurut dia, menyelesaikan persoalan gizi buruk sama dengan mengurangi beban negara untuk membiayai penyakit masyarakat di masa mendatang.

"Dampak stunting itu ke otak dan penyakit. Kalau stunting kecerdasannya kurang, masa depannya rentan terkena penyakit, jadi obesitas nanti ke diabetes dan sebagainya. Akhirnya jadi beban negara," jelas Atmarita.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI