Suara.com - Kanker merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Sebagian besar kematian akibat kanker terjadi karena telat terdeteksi. Sebab, banyak pasien yang datang dalam stadium lanjut.
Kabar baiknya, ada satu jenis kanker yang bisa dicegah lewat vaksinasi, yaitu kanker serviks. Disampaikan Prof. dr. Andrijono SpOG(K), Ketua Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia, ada beberapa negara yang sudah menetapkan vaksin HPV sebagai program nasional untuk mencegah kanker serviks.
"Penurunan kasus di Kanada dan beberapa negara yang sudah menjadikan vaksinasi HPV sebagai program imunisasi nasional mencapai 80 persen. Indonesia kita harapkan ini juga akan jadi program nasional, mengingat kanker ini satu-satunya yang bisa dicegah lewat vaksinasi," kata Andrijono dalam Diskusi Ngobras di Jakarta, Jumat (19/1/2018).
Di Indonesia, program imunisasi HPV untuk mencegah kanker serviks sudah diterapkan sebagai pilot project di DKI Jakarta sejak 2017. Pemberian vaksin pada anak usia 9-14 tahun dilakukan sebanyak dua kali. Sedangkan pada remaja dan orang dewasa diatas 14 tahun pemberian vaksin dilakukan sebanyak tiga dosis.
Baca Juga: Awas, Radang Gusi Bisa Picu Kanker Usus dan Paru!
"Nggak ada pencegahan yang efektif selain vaksin. Vaksin HPV ini tidak seperti vaksin lain, tidak mengandung virus melainkan diambil dari cangkang virusnya sehingga tidak menyebabkan efek samping. Justru akan menyebabkan kekebalan terhadap Human Papilloma Virus," katanya.
Dari 100 jenis tipe virus HPV, Andrijono mengatakan bahwa HPV tipe 16, 18 dan 52 yang paling sering menyebabkan kanker serviks. Biasanya virus ini ditularkan melalui hubungan seksual dengan penderita.
"Masalahnya virus ini tidak menimbulkan gejala awal. Tapi ketika sudah parah itu benjolan akan mengeluarkan bau yang tidak sedap. Kalau ada pasien yang bau nya tidak sedap itu sudah bisa dipastikan kena kanker serviks karena cairan kankernya menempel di celana atau roknya," ujarnya.
Ia berharap jika vaksinasi HPV masuk dalam program imunisasi nasional maka harga vaksin bisa ditekan menjadi Rp 80 ribu rupiah sehingga semakin banyak masyarakat yang dapat terhindar dari kanker serviks.
"Kanker ini juga unik, nggak bisa dioperasi. Bisanya disinar. Tapi nggak semua rumah sakit punya alat ini sehingga kalau di Jakarta waiting list penanganan bisa 3 minggu di Surabaya mungkin tiga bulan. Banyak yang nggak tertolong karena keterbatasan alat ini, makanya kita imbau untuk vaksinasi," katanya.