Benarkah Bersepeda Pengaruhi Kesehatan Seksual Lelaki?

Minggu, 14 Januari 2018 | 15:19 WIB
Benarkah Bersepeda Pengaruhi Kesehatan Seksual Lelaki?
Ilustrasi bersepeda malam. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hasil penelitian terbaru di Amerika Serikat memastikan olah raga bersepeda tidak berdampak negatif pada kesehatan seksual serta proses Buang Air Kecil (BAK) pada lelaki. Ini dibuktikan oleh para peneliti dari Universitas California dengan metode membandingkan sistem kesehatan seksual pada pengendara sepeda, pelari, dan perenang.

Temuan ini berseberangan dengan penelitian sebelumnya bahwa kegiatan bersepeda berpengaruh negatif terhadap fungsi seksual terutama pada laki-laki.

Tim peneliti dari Universitas California menyanggah temuan tersebut dan mengatakan bahwa manfaat bersepeda jauh lebih besar daripada risikonya. Tim memberikan kuesioner pada 2.774 pesepeda asal Inggris, AS, Kanada, Australia, dan Selandia Baru.

Selain pesepeda, tim juga memberikan kuesioner yang sama pada 539 perenang dan 789 pelari untuk menilai kesehatan seksual dan fungsi BAK pada tiga pecinta kegiatan aktivitas luar ruang tersebut.

Hasilnya, fungsi kesehatan seksual dan fungsi kemih tak berbeda antara ketiga kelompok tersebut. Meski demikian, peneliti mengakui bahwa pesepeda tetap lebih rentan terhadap masalah striktur uretra atau penyempitan uretra.

Perbedaan juga cukup mencolok pada pengendara sepeda dengan intensitas tinggi atau mereka yang bersepeda dari dua tahun lebih, dengan pesepeda sekadar hobi atau rekreasi. Para pesepeda memang memiliki peluang yang jauh lebih tinggi secara statistik untuk menghasilkan genital, kata studi tersebut.

Namun, dengan diimbangi waktu berdiri lebih dari 20 persen dibanding bersepeda, kemungkinan adanya masalah di area kemih akan berkurang secara signifikan.

"Bersepeda memberikan manfaat kardiovaskular yang luar biasa dan memiliki dampak kecil pada (masalah) sendi," kata peneliti utama, Benjamin Breyer, dari departemen urologi Universitas California-San Francisco.

Di masa depan, peneliti berencana mencari tahu apakah pesepeda yang melaporkan gejala mati rasa, merupakan sebuah tanda masalah berkelanjutan. Penelitian ini diterbitkan dalam Journal of Urology.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI